Mohon tunggu...
Robbi Yustiadi
Robbi Yustiadi Mohon Tunggu... Freelancer - Lingkar Pena Muslim

menjadi pemenang adalah hal yang utama tapi proses yang baik untuk menjadi pemenang adalah segalanya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Citarum Harum yang Kurindu

3 Desember 2020   14:14 Diperbarui: 3 Desember 2020   14:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Dansatgas Citarum Harum Mayjen (Purn) TNI Dedi Koesnadi Thamimaption (Dokpri)

Pada tahun 2017 sungai Citarum sepanjang 269 kilometer yang melintasi beberapa kabupaten kota di Jawa Barat mendapat predikat buruk sebagai salah satu sungai tercemar dan kotor di dunia. Predikat itu muncul setelah Seorang pembuat film asal Perancis, Gary A Bencheghib melalui akun Facebook-nya "Make A Change World",  mendokumentasikan perjalanannya menyusuri Sungai Citarum yang tercemar menggunakan kayak kreasinya sendiri bersama sang adik, Sam Bencheghib pada agustus tahun 2017.

Presiden Joko Widodo menanggapi video tersebut dengan menjanjikan bahwa Citarum akan bersih dalam tujuh tahun.
"Gary, nanti kamu akan lihat bahwa dalam tujuh tahun Citarum akan menjadi sungai paling bersih," kata Presiden Joko Widodo dalam video yang diunggah oleh Make A Change World, halaman Facebook milik Gary dan adiknya, Sam.

Upaya revitalisasi sungai Citarum diawali dengan pencanangan Citarum harum pada tahun 2018 di hulu sungai Citarum yaitu situ cisanti, dimana Gary Bencheghib ikut hadir bersama untuk sebagai saksi keseriusan pemerintah dalam menjaga sungai Citarum sebagai urat nadi kehidupan masyarakat Jawa barat.

Menurut Ketua Harian (Dansatgas) Citarum Harum Mayjen (Purn) TNI Dedi Koesnadi Thamim, permasalahan Sungai Citarum yang seakan tidak pernah selesai selama puluhan tahun ini diidentifikasi memiliki tiga masalah utama. Di hulu sungai terdapat lahan kritis yang menyebabkan erosi tanah; di sepanjang aliran muncul pengendapan yang menyebabkan banjir; ditambah pencemaran kotoran ternak, sampah rumah tangga, dan limbah pabrik. Berbagai senyawa beracun pun muncul di daerah aliran sungai (DAS) Citarum yang berdampak buruk pada penduduk di 13 kabupaten/kota yang dilaluinya.

Hari ini, setelah dua tahun berjalan kita dapat melihat banyak terjadi perubahan yang cukup signifikan, situ Cisanti yang merupakan hulu sungai Citarum terlihat jauh lebih indah bahkan memiliki banyak spot Instagramable, penanaman pohon keras di hulu sungai Citarum sudah mulai terlihat hasilnya, lahan-lahan kritis yang rawan erosi sekarang sudah mulai menghijau, kualitas air sungai pun mulai membaik dari indeks tahun 2018 di angka 26,3, menjadi 40,67 di tahun 2020 dari yang tadinya sangat tercemar menjadi tercemar ringan   setelah ratusan pabrik yang bertahun-tahun membuang limbah ke sungai Langsung diberi sanksi tegas bahkan di lapangan banyak saluran pembuangan limbah pabrik itu yang langsung ditutup dengan cor.

Ke depannya konsistensi dalam revitalisasi sungai Citarum ini tentu saja akan sulit berhasil apabila tidak didukung oleh kesadaran masyarakat sepanjang aliran sungai, sehingga upaya edukasi dan pelibatan masyarakat secara langsung oleh satgas Citarum harum menjadi hal yang cukup penting dalam menjaga keberlanjutan revitalisasi sungai Citarum dan menjadikan citarum kembali menjadi surga yang mengharumkan tanah pasundan.

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun