Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Minggu J

1 April 2017   19:31 Diperbarui: 1 April 2017   19:46 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 19.00
siap - siap ambil wudhu. berpakaian rapi, dengan perlengkapan sholat.
jalan kaki menuju mesjid bersama para bapak - bapak,
emak - emak, kakek - kakek , dan nenek-nenek.

Jam 19.30
keluar mesjid.
singgah mini market , beli es krim.
makan es di mini market,
sambil ngobrol ngalur ngidul sama penjaga toko.
Ngelirik jam bentar dan es krim pun habis di makan,
baru pergi dari toko.  

Jam 20.00
sampai rumah, cium tangan ibu dan bapak.
langsung masuk kamar, rebahkan badan dikasur.
tiba - tiba ibu manggil - manggil.
disuruh makan ama ibu, tp ku menolak.
gak nafsu makan, jawabku.

Jam 20.30
buka laptop, berselancar di dunia maya.
download beberapa video.
tenang , bukan video yang 'aneh-aneh' kok
cuma download beberapa video klip, film, anime,  
dan tak ketinggalan video ceramah agama.

Jam 21.15
sebuah ketukan kamar mengejutkanku.
"gak ngeronda dek?"
tiba - tiba bapak nongol dibalik pintu.
ku anggukkan kepalaku dan bapak pun pergi.
aku pun siap - siap,  
bawa sarung, senter, dan al -qur'an kecil terjemahan.
siapa tau ada setan muncul,
kan bisa ditakut - takutin dengan dibacain ayat Al-Qur'an.
hahahaha.
bercanda, ...........tp gak lucu.  

Jam 23.30
tepukan hangat dipundakku,
ku segera menoleh. Amien.
teman sekomplek dan lebih tua 3 tahun.
wajah nya cengar - cengir kepadaku.
"kok lama ?" tanyaku.
"Biasa... ngapel dulu coy." jawabnya bangga.
entah apa yang dibanggakan...
"lama banget ngapel nya, sampai telah 1, 5 jam gini.."
si Amien garuk - garuk kepala sambil senyum - senyum.
"kau gak ngapel juga J ?" tanya amien balik kepadaku.
aku menggeleng ,
entah sudah keberapa kali ia mengajukan pertanyaan yang sama...
"Ah, .. lupa aku. kau kan  udah putus sama dia 3 bulan yang lalu.."
aku tersenyum kecut.
tidak perlu diungkit - ungkit sedetail itu kan ?
"makanya ... kubilang juga apa. jangan sok suci lah..
takut zina lah, takut dosa lah. aah... kita kan masih muda.
masih banyak waktu. ntar kalo udah tua, baru tobat..." ucapnya.
aku senyum - senyum saja seraya berkata..
"Hidup cuma sekali min, dan belum tentu juga kita masih hidup sampai tua..
bisa saja kita meninggal saat masih muda,dan aku takut kalo meninggal
dalam keadaan berbuat dosa..."
aku ingin meneruskan, tapi amien ancang-ancang mau tidur di gardu
"ah, susah kali ngomong sama kau, ustadz dadakan..."
aku tertawa dan menyambut pak Iman dan mas erik,
yang tengah membawa beberapa cangkir kopi dan kue - kue

Jam 00.00
ditengah terangnya gardu
dan berisiknya dengkuran Amien,
aku menoleh ke langit.
mengadu kepada Nya,
tentang kesedihanku, ketakutanku,
serta kesendirianku didalam hati.
ya.. kesendirianku..
tapi aku tahu , kalo aku tidak pernah sendiri..
selalu ada 2 malaikat penjagaku,
dan selalu ada Dia yang mengawasiku.
ya, aku tak pernah sendiri...
jadi untuk apa aku bersedih
karena kejombloanku ?
.
.
Ya kan ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun