Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perasaan Seorang Penulis Amatir Ketika Tahu Ada "Diary" di Kompasiana

22 September 2021   14:29 Diperbarui: 22 September 2021   14:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Memiliki cita-cita menjadi penulis sejak sekolah dasar, tidak lantas membuatku menjadi seorang Haruki Murakami dalam satu malam. Cara menulisku sama payahnya dengan kemampuanku dalam menjawab soal SKD CPNS 4 tahun lalu. 

Kadang aku berpikir, mungkin dosen memberikanku nilai A untuk skripsiku karena kasihan denganku. Yang pasti bukan karena tulisanku yang bagus dan baik ataupun penelitianku yang memberikan kebaharuan dalam dunia akademik. Bukan. Pasti karena kasihan kan ? eh.

Walau memiliki cita-cita jadi penulis, aku tidak memilih sastra ataupun ilmu linguistik sebagai jalan ninjaku... eh jalan karirku. Aku memilih akuntansi sebagai sarana dalam mencari nafkah. 

Walaupun bukan passion tapi aku menikmati pekerjaan ku sebagai pegawai tetap di unit keuangan. Aku tahu jika penulis bukan lah profesi yang tepat untuk menjadi kaya. 

Oleh karena itu, aku menjadikan menulis sebagai sampingan ataupun hobi. Aku pun tekun menjalani hobiku ini sampai saat ini. Hasilnya ? lebih dari 26 buku diari yang mengisahkan perjalanan hidupku dari masih duduk di bangku sekolah dasar sampai saat ini. 

Selain itu, aku pernah mencoba mengirimkan tulisanku ke media cetak. Pernah satu kali di muat di majalah Story. Itu pun hanya tulisan 150 kata. Satu kali saja. 

Miris sih dibandingkan dengan cita-citaku menjadi penulis besar dan produktif seperti Tere Liye, Eiji Yoshikawa, Pramodya Ananta Toer, Akiyoshi Rikako, Mira W., Buya Hamka, Asma Nadia, Djenar Maesa Ayu, Sophie Kinsela, dan semua penulis hebat di dunia. 

Aku juga pernah mengirimkan kumpulan puisi yang kuikutsertakan dalam lomba. Sayangnya gagal. Padahal aku sudah membuat puisi itu selama setahun. Rasanya tercampakkan segala perasaan yang kuwujudkan dalam kata. 

Padahal aku yakin puisiku bisa menang, tapi apa daya ? apakah aku harus berguru dengan mbah joko pinurbo dan almarhum Sapardi Djoko Damono agar bisa menang ? hiks, tapi sudahlah. 

Sampai saat tulisan ini cetak di kompasiana pun, aku akan tetap menulis puisi untuk menumpahkan segala kegilaanku mengenai hidupku. 

Salah satu caraku untuk tetap semangat menulis adalah kompasiana. Walau jarang menulis, aku pasti membuka kompasiana dikala senggang. Kalian bisa mengecek pada profilku. Aku bergabung dengan kompasiana sejak tahun 2013. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun