Kehadiran etika dalam dunia bisnis seringkali diabaikan. Hal ini terlihat pada realitas yang semakin marak dengan praktik kejahatan, mulai dari penipuan, menipulasi, kebohongan publik, penggelapan dana sampai korupsi. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya etika dalam kehidupan menjadi sebuah tren saat ini.Â
Bagi kaum penganut agama Islam, persoalan etika dan aturan dalam bisnis sudah diatur baik di dalam Al-Qur'an dan Hadist. Namun seringkali muncul pertanyaan, bagaimana menerapkan etika dan aturan yang telah ditetapkan dalam kehidupan berbisnis sehari -- hari.Â
Siapakah yang dapat menjadi contoh atau teladan. Jawabannya tentu saja adalah Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad. Maka sebagai muslim, ada baiknya mengetahui bagaimana Rasulullah menjalankan usahanya.
Etika Bisnis Dalam Agama Islam
Selain berkaitan dengan aturan ibadah yang bersifat ritual, Agama Islam memiliki peran sebagai sebuah sistem yang bersifat komprehensif  dan universal. Artinya, aturan dalam agama islam mencakup dalam seluruh aspek kehidupan. Tak terkecuali, permasalahan ekonomi. Agama Islam tidak membiarkan seseorang berbuat semaunya untuk mencapai keinginannya dengan melakukan berbagai macam cara.Â
Agama Islam memberikan batasan ataupun aturan pemisah antara apa saja hal yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan. Batasan mengenai apa yang benar dan juga yang salah, termasuk halal dan haram. Batasan atau aturan inilah yang dikenal dengan istilah etika.
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu, ethos yang artinya sikap, cara berpikir, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, dan kesusilaan. Istilah etika digunakan oleh Aristoteles untuk mennunjukkan filsafat moral. Â Dalam agama Islam, terminalogi yang paling mendekati etika adalah akhlak. Akhlak merupakan refleksi kepercayaan Islam (iman). Berbeda dengan sebelumnya, konsep etika dalam Islam tidak bersifat relatif dan utilitarian, tapi ia bersifat absolut dan abadi.
Sumber nilai dan etika dalam segala kehidupan telah diatur oleh Al-Quran dan hadis, termasuk aturan bermuamalah. Pada hakikatnya, tujuan adanya aturan mengenai nilai dan etika yang mesti ditaati adalah agar tercipta pendapatan atau rizki yang berkah ,sehingga akan mewujudkan keadilan dan distribusi pendapatan yang merata, serta terwujudnya keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Oleh karena itu, penerapan etika bisnis islam  harus bisa diwujudkan dalam seluruh aspek perekonomian, dimulai dari produksi, distribusi dan konsumsi.
Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana menerapkan semua nilai dan etika yang telah diatur dan dibahas di dalam Al-Quran dan hadis. Maka, jawaban dari pertanyaan tersebut telah termaktub dalam surah Al-Azhab ayat 21 :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."