Mohon tunggu...
Rahayu Nurfauziah
Rahayu Nurfauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Unpad'19

Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yang tak akan pernah kau sesali kemudian. - Helvy Tiana Rosa -

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi dalam Mengatasi Ekonomi di Tengah Wabah Covid-19

11 Mei 2020   14:15 Diperbarui: 11 Mei 2020   14:31 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dampak wabah virus Corona (Covid-19) tidak hanya berimbas pada kesehatan, melainkan turut mempengaruhi perekonomian negara-negara seluruh dunia, tak terkecuali negara Indonesia. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan dampak dari virus Corona. Mulai dari diberlakukannya social distancing termasuk Work From home (WFH) serta melakukan pembelajaran secara online dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dalam sektor ekonomi dan bisnis, pola pemasaran berubah sangat cepat akibat pandemi ini. Pemasar harus putar otak dan mengatur strategi baru untuk memasarkan produk atau jasa mereka kepada konsumen. Para pelaku bisnis melakukan pemasaran online dan digital branding sebagai sarana komunikasi dengan target konsumennya.

Menurut Tri Raharjo, ada beberapa sektor bisnis yang berpotensi stabil dan mengalami kenaikan seperti produk kesehatan yang dibutuhkan saat pandemi, e-commerce, toko sembako, apotek, provide internet, jasa penyedia video conference, aplikasi belajar dari rumah, dan lainnya (13/4/2020).

Di tengah pandemi Covid-19 tentu ada ancaman sekaligus peluang. Bagi pemasar, tentunya harus dapat menangkap peluang ini menjadi hal yang mutlak. Untuk tetap bertahan di tengah pandemi ini, pola pemasaran harus berubah dan fokus ke pemasaran digital melalui website yang dijadikan e-commerce, social media, penjualan melalui marketplace, dan membentuk tim reseller untuk menjual produknya.

Pandemi ini berdampak pula kepada korbah PHK sehingga mereka kesulitan untuk memperoleh penghasilan untuk bertahan hidup. Bagi mereka yang menjadi korban PHK harus mencari alternatif  lain, salah satunya dengan menjadi reseller atau penjual dari produk-produk yang dibutuhkan saat masa pandemi ini. Mereka bisa bergabung serta bekerja sama dengan pemasar yang membuka pola peluang usaha untuk reseller, dropship, atau lainnya.

Tri Raharjo memaparkan strategi brand dalam memasarkan produk di tengah wabah covid-19, diantaranya seperti produk elektronik, dengan membuka layanan belanja dari rumah. Begitu juga dengan bisnis ritel yang dapat membuka layanan pesan delivery untuk dioptimalkan. Bahkan, ada juga perusahaan kosmetik yang meluncurkan produk hand sanitizer dan langsung dipasarkan secara nasional melalui jaringan ritel modern dan marketplace.

Bagi para pengusaha kuliner, saat ini mulai beralih membuat produk ready to eat, ready to cook, ready to drink serta frozen food yang dipasarkan melalui konsep pesan antar, konsep reseller, dan penjualan melalui marketplace. Sementara untuk dunia pendidikan, kini telah membuat layanan belajar dari rumah. Siswa diberi akses untuk belajar dari rumah melalui aplikasi yang sedemikian rupa sangat mudah digunakan dalam pembelajaran.

Untuk bisnis training, kini bisa langsung beradaptasi dengan membuat pelatihan atau webinar yang bisa diakses melalui aplikasi video conference. Beberapa brand hotel pun kini telah mengubah fasilitas kamar hotel sebagai tempat istirahat bagi para tenaga medis dan yang lainnya.

Di tengah pandemi ini, tentunya siapapun harus bijak dalam melakukan segala sesuatu. Beragam cara bisa dilakukan untuk saling membantu terhadap sesama dengan mengedepankan rasa sosial dan rasa kemanusiaan. Banyak orang yang tidak bisa mudik, dan diberhentikan dari pekerjaan. Meskipun pemerintah mengeluarkan bansos (Bantuan Sosial) untuk warga yang terkena dampak dari pandemi ini, tapi bansos tersebut tetap tidak bisa mencukupi dan tidak semua orang mendapatkannya.

Bagi para Pekerja Sosial tentunya sangat berpegang teguh terhadap kalimat "Help People to Help Them Self". Hal itu mampu menjadi titik balik bagi setiap individu untuk tidak menggantungkan penyelesaian masalahnya kepada satu pihak selain dirinya. Karena sejatinya, yang mampu menolong diri kita dari suatu masalah yaitu kekuatan yang ada pada diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun