Mia duduk di sofa ruang tengah. Tampak kedinginan meski sebenarnya hawanya tidak benar-benar dingin. Bahkan Mia membawa selimut dari kamarnya. Mia tak berani berdiam diri di dalam kamarnya.
Mia mulai jengah menanti Rina yang berjanji menemaninya malam ini. Ia sudah menelepon Rina agar segera datang, dan menceritakan semua peristiwa yang baru saja dia alami.
Tiba-tiba pintu rumah Mia diketuk keras dan tidak sabaran. Mungkin itu Rina yang berjanji akan segera datang ke rumahnya malam ini. Hati Mia mulai sedikit tenang, meski belum tahu siapa yang sedang berada di balik pintu.
"Ya, sebentar!" teriak Mia.
Sebelum membuka pintu, Mia membuka gorden untuk meyakinkan siapa yang datang. Tidak kelihatan, Mia berpikir, tamu itu berada di sisi yang tidak terlihat dari dalam. Lantas Mia buka pintunya. Berdiri seorang wanita yang Mia temui di rumahnya beberapa jam lalu, menyodorkaan rantang dengan tatapan yang sama
"Untuk Mia!"
Mia benar-benar terkejut dengan kunjungan itu. Tak menyangka. Maka Mia pun menerima rantang itu dengan diam tanpa berkata-kata. Tenggorokan Mia seakan tersedak, Â tidak bisa dia mengucap sepatah kata pun.
Setelah Mia menerima rantangnya, wanita itu hanya menatapnya sejenak lalu membalikan badan melangkah pergi perlahan meninggalkan Mia yang sedang ketakutan.
Mia tak bisa bergerak sampai wanita itu menghilang ditelan gelap. Barulah Mia sadar ada rantang di tangannya. Dia takut bukan main, lalu dia lempar rantang itu ke tanah. Sungguh mengejutkan ratang itu berisi sepasang bola mata dan sepasang telinga dengan kuah darah berwarna merah pekat. Baunya anyir darah.
Pemandangan yang menjijikan, darah itu mulai meresap ke tanah. Rasanya Mia mau memuntahkan isi perutnya, tetapi tidak ada yang keluar dari perutnya. Ia berjuang keras meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang terlihat, dan yang dicium oleh hidungnya itu, sebetulnya hanyalah sesuatu yang hanya dia khayal saja.
Tapi tidak, darah itu masih merah, bola mata itu masih di tanah seperti menatap tajam, dan dua telinga yang terserak seperti sedang mendengarkan Mia.