Mohon tunggu...
Rizky Kurniawan
Rizky Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lavender

19 Oktober 2018   21:02 Diperbarui: 19 Oktober 2018   21:20 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Himori masih memandang Anak yang sedang menggenggam tangan kakaknya tersebut. Kemarin, matanya berkaca-kaca saat Calvin bersenandung untuk Axel, mungkin yang dinyanyikan lagu kesukaan mereka. Yang jelas, saat menyaksikan pemandangan itu, tubuhnya bergetar hebat, dan tanpa sengaja air matanya terjatuh. Betapa manisnya mereka berdua, pikir Himori saat masih memutar ingatan yang kemarin direkamnya dengan sangat baik.

"Sekarang kamu yang jaga Axel. Aku akan ke luar sebentar." Suara Calvin mengagetkan Himori yang masih termangu dengan ingatannya.

"Anda mau ke mana, Tuan?" tanya Himori masih dalam suasana kaget.

"Kamu lupa? Aku ini hanya anak kecil, yang kadang bisa sangat bosan jika hanya berdiam diri seperti tadi. Jadi, aku akan ke luar sebentar untuk mengusir kebosananku. Nanti setelah semuanya dapat kuusir, aku akan kembali lagi." Tanpa menunggu respon dari Himori, anak itu sudah berlalu dari ruang rawat Axel.

Calvin berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang kemarin dilewati, rasa penasaran kemarin belum ditebusnya. Saat tadi datang, sebenarnya dia juga melewati koridor yang sama. Tapi, yang diinginkan ternyata belum nampak, perempuan itu belum terlihat. Berbeda dengan saat ini, Calvin dapat dengan jelas melihat sosok perempuan yang sedang asik melukis.

Calvin menduduki salah satu dari beberapa kursi tunggu yang terdapat di koridor, dia memilih untuk mengamati perempuan itu dari jarak ini. Walaupun cukup jauh, Calvin masih bisa melihat dengan jelas wanita itu sedang sibuk dengan goresan-goresan kecil pada kanvasnya. Calvin tersenyum. Melukis di rumah sakit, unik juga! pikirnya.

Matanya terbelalak saat si perempuan pelukis itu menangkap Calvin yang terlihat mengamati dari jauh. Calvin langsung salah tingkah dibuatnya. Bocah itu merasakan sesuatu yang lain dari tatapan si perempuan. Teduh. Calvin segera beranjak dari duduknya, dia pergi sambil sesekali menatap balik perempuan itu. Segaris senyum tersungging sesaat sebelum Calvin berbalik dan berlari meninggalkan perempuan dengan lukisan itu.

Brakk...

"Ada apa, Tuan?" tanya Himori sesaat setelah suara pintu ditutup cukup keras.

"Ti-tidak! Aku tidak apa-apa," jawab Calvin.

Himori sedikit bingung dengan tingkah Tuan mudanya. Dengan senyum, Calvin kembali duduk di kursi tepat di samping Axel, lalu digenggamnya tangan itu dengan erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun