Subjek dan pertanyaan yang tak pernah bisa terjawab meski Einstein yang berusaha memikirkannya.
Lho memangnya kenapa, manusia punya otak untuk ekspresi
dan bebas untuk bertanya kepada siapapun atau berpikir tentang apapun.
"Cukup!" Teriak guru Mahesa
"Saya cuma membacakan apa yang saya karang dan saya tuliskan semalaman untuk tugas anda, pak" Jawab Mahesa, tegas.
"Bagi saya" Pak dosen memperbaiki dasinya yang miring "Tuhan itu tidak ada"
"Beraninya kau bilang begitu!" Sahut mahasiswa yang baru hijrah dari kursi bagian belakang.
"Coba jawab, jika iya ada, dimana beliau bersemayam?"
"Kalo Tuhan tak ada, anda juga tak ada, pak!" Timpal salah satu wanita bercadar hitam dari bagian depan kelas.
Suasana makin memanas, lantas Mahesa berusaha memutar obrolan.
"Tuhan itu tidak ada tapi ada pak"
"Apa maksud definisimu, itu tidak definitif sama sekali." Lanjut pak dosen "Jika kamu bercanda tentang pembahasan ini, kamu akan ngulang kelas saya, camkan itu Mahesa!"
"Lho jika tidak ada, mustahil ada bapak dan ada saya" Sambung Mahesa "Jika ada, tidak tau dimana, otak kita tidak cukup versi untuk itu"
"Maksudmu, versi bagaimana?"
"Mungkin seperti android marshmallow naik versi ke android nougat, akan ada fitur yang baru pak, termasuk bisa tau posisi Tuhan dimana"
"Lalu siapa yang sudah punya versi nougat?"
"Mana saya tahu, saya pake iPhone, pak"
Sekelas tertawa, Mahesa tidak bercanda, tapi Mahesa cuma ingin memberi tahu, jika Tuhan dicari tahu keberadaannya maka semakin tidak tahu orang-orang pencariNya.
Tuhan, dimana?
