Mohon tunggu...
Rizwan Comrade
Rizwan Comrade Mohon Tunggu... Editor - Agitator

Saya hanya ingin menanamkan kebaikan, yaitu kebaikan yang dirindukan banyak orang, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilkada Lebak 2018, Setengah Warga Lebak Tidak Memilih

30 Juni 2018   16:35 Diperbarui: 30 Juni 2018   16:59 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perhelatan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) Lebak antara pasangan Hj.  Iti dan Ade Sumardi melawan Kolom Kosong dengan partisipasi yang cenderung apatis, ini terlihat dari data hasil rekapitulasi perolehan  suara, dengan tingkat partisipasi hanya 54%, ini bertolak belakang  dengan apa yang digembor-gemborkan oleh komisoner KPU beberapa waktu  lalu yang menargetkan tingkat partisipasi di pilkada Lebak yaitu 80%.  Dalam hal ini, KPU selaku penyelengara pemilu dinilai gagal.

Asumsi saya, bahwa proses sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara  pemilu tidak sampai kepada akar rumput, justru saya dalam hal ini mempertanyakan kembali peran mereka sebagai penyelenggara. jangan sampai  masyarakat menilai bahwa KPU menjadi subjek kemunduran partisipasi pemilih.

Persoalan lain yang ingin saya katakan bahwa Demokrasi di Kabupaten  Lebak mengalami kemunduran kualitas demokrasi, adanya calon tunggal  bukan hanya di cap sebagai racun bagi demokrasi di Kabupaten Lebak, ini  juga disertai dengan partisipasi masyarakat Lebak yang lemah, bahkan  tidak menghiraukan adanya hajat demokrasi.

Dari fakta ini saya menduga atusiasme masyarakat menghadapi pilkada ini  lemah, karena incumbent sebagai calon tunggal membungkam partai-partai yang sejatinya partai menjadi wadah untuk pendidikan politik masyarakat,  agar masyarakat memiliki melek politik yang tinggi, parpol harusnya berkomitmen memberikan edukasi politik, dan ini merupakan ranahnya  partai politik.

di sisi lain, saya menilai bahwa pilkada lebak merupakan bentuk  keterpaksaan yang dibangun oleh para elite agar kekuasaan tetap dalam  genggaman dinasti, maka kemudian ini berimbas sebagian masyarakat  memilih tidak hadir untuk memberikan suara.

Demokrasi yang tidak sehat ini harus segera di akhiri, harus ada  formulasi dari partai-partai politik agar konsisten dalam menjaga iklim  demokrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun