Mohon tunggu...
Sri Rezeky
Sri Rezeky Mohon Tunggu... Lainnya - Ummu hurairah

Hai masa depan saya pernah hidup dimasa lalu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Apa dengan Senja?

3 Desember 2020   23:46 Diperbarui: 5 Desember 2020   19:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu langit sangat cerah, sang raja siang tampak enggan beranjak pulang, sinarya masih memancar terang, awan tampak bergerak perlahan mencoba bersahabat dengan sang raja, ingin mendekatinya seakan ingin mengabarkan bahwa senja akan segera tiba. Sudah waktunya untuk pergi dan membiarkan rembulan menyapa.

Angin senja mulai menyapaku yang tengah larut dalam kesunyian. Saat Itu aku sedang melamun seperti biasanya, duduk dibelakang sekolah menyendiri sambil ditemani mushaf mungilku. Aku suka menyendiri di sore hari menjelang senja,  entah kenapa aku merasa nyaman tatkala itu.

Tiba-tiba aku mendengar langkah kaki para pejuang cinta ilahi berjalan menuju mesjid. Ya, mereka adalah santriwati yang ingin mendapatkan shaff pertama sholat berjamaah. 

Mereka menyapaku sembari mengajakku,"ukhti, ayo kita kemesjid."sapa mereka. Aku hanya membalas dengan senyuman malu karena belum bisa bergabung dengan mereka. Merekapun berlalu, kini ku sendiri lagi dengan kesunyian sore menjelang senja.

Seketika aku terperanjak dari tempat duduk sesuatu mengingatkanku, segera kulangkahkan kakiku mendekati jendela kelas sambil mengintip jam dinding putih yang dipajang didinding kelasku. Waktu menunjukkan pukul 17:45, akupun bergerak cepat menuju asrama. Saat itu aku tinggal di asrama 2 yang terdiri dari 4 lantai. 

Akupun berlari dengan napas terengah-engah seperti penumpang yang hampir ketinggalan pesawat, para santriwati heran dengan tingkahku sembari menyapaku "ukhti, kenapa terburu-buru?". 

Aku hanya tersenyum tak berkata apa-apa, aku merasa tidak punya waktu untuk bercerita kepada mereka saat itu. Aku melanjutkan langkahku dengan cepat menuju lantai 4. 

Akhirnya aku sampai ditempat tujuanku tepat waktu. Ku ambil posisi nyaman dibalkon lantai 4 agar aku bisa leluasa memandangnya dan menikmati nuansa Indahnya. 

Ya, itu dia senja yang telah hadir menyapa langit, sungguh damai hatiku, mataku dimanjakan oleh keindahannya. Kehadirannya sangat ku tunggu-tunggu. Aku larut dalam sebuah khayalan yang tak menentu.

Tiba-tiba aku merasakan ada beban berat dalam hatiku, ya itu rindu, ternyata memang benar senja menyimpan sejuta rindu. Spontan aku sangat merindukan kedua orangtuaku, keluargaku, dan kampungku yang sudah lama kutinggalkan demi menimba ilmu dinegeri orang. Akupun larut dalam kerinduan dengan sejuta kenangan.

Allahuakbar allahuakbar... Azan maghrib mengetuk hatiku agar tidak larut dalam kesedihan, kutatap kembali lembayung senja masih memancarkan sinar merah di angkasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun