Mohon tunggu...
rizqy m farhan
rizqy m farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya menjadi provokator dan kritik kepada diri sendiri, karena kita semua pada dasarnya adalah monster

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gunung, Haruskah Takut pada Mitos di Gunung atau Ancaman yang Nyata?

14 September 2022   05:02 Diperbarui: 14 September 2022   05:05 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture : https://www.inews.id/

Mendaki gunung atau juga sering kali diucapkan dengan kata Hiking, fenomena mendaki Gunung di Indonesia meningkat sangat pesat sejak dirilisnya film 5CM. 

Sejak munculnya film 5CM masyarakat Indonesia beranggapan bahwa mendaki gunung semudah dengan apa yang mereka lihat di dalam Film 5CM tersebut, namun nyatanya sangat berbanding balik dengan apa yang ada di film tersebut dan fenomena ini mengakibatkan meningkatnya korban-korban hilang atau meninggal di Gunung.

Di Indonesia sendiri mendaki gunung atau pegunungan kerap kali memakan korban dan sering kali yang disalahkan itu ialah penunggu-penunggu gunung-gunung tersebut jarang sekali saya melihat manusia menyalahkan diri sendirinya. 

Terlepas dari cerita-cerita mistis yang ada sebenarnya para pendaki yang hilang atau meninggal di gunung sering kali tidak memiliki peralatan yang memadai dan skill untuk bisa survive di alam itu sendiri, dan kedua faktor tersebut adalah kesalahan fatal yang sering kali dilakukan oleh para pendaki.

Pemikiran para pendaki yang selalu sering menganggap bahwa ancaman yang ada hanyalah dari sisi Mistis seperti gangguan-gangguan dari bangsa Jin inilah yang menjadikan mereka sering lupa bahwa ada ancaman yang nyata didepan mata mereka yaitu dari alam itu sendiri, karena mereka terlalu sibuk memikirkan hal-hal mistis tersebut menjadikan mereka lupa untuk menyiapkan peralatan yang memadai dan skill untuk bisa survive di alam bebas dan karena itu memakan sekali banyak korban.

Para pendaki sering kali disuruh menjaga attitude di dalam pendakian namun mereka selalu lupa untuk menjaga sampah mereka karena mereka hanya takut dengan hal-hal mistis tersebut sehingga tidak terlalu memikirkan sampah-sampah yang mereka tinggalkan dan hal ini sekarang sudah terbukti. 

Bisa kita lihat disalah satu Camp Ground Gunung Gede Pangrango yakni Surya Kencana, sepanjang saya mendaki gunung Gede Pangrango saya hampir belum pernah melihat Babi Hutan berkeliaran di Surya Kencana, namun sekarang mereka sudah berani berkeliaran di daerah tersebut. 

Yang menjadikan Babi Hutan ini berani berkeliaran di Surya Kencana ialah karena mereka tertarik dengan aroma-aroma bau dari bekas-bekas sampah makanan sering kali ditinggalkan oleh para pendaki ini dan jika hal tersebut tidak segera dibenahi nantinya Babi Hutan tidak akan memakan dari hasil alam disekitarnya namun mereka mencari makan dari hasil sampah yang ditinggal dari para pendaki ini.

Faktor yang seringkali dialami para pendaki yang hilang atau meninggal ialah mereka tidak bisa membaca arah mata angin di hutan dan tidak tau cara menangani Hipotermia, tingkat kematian di gunung tertinggi dikarenakan Hipotermia namun sekali lagi para pendaki banyak sekali yang tidak tau bagaimana menangani seseorang yang terkena hipotermia. 

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang sangat drastis penyebabnya dikarenakan lingkungan yang bersuhu ekstrim dan tubuh tidak mampu beradaptasi dengan suhu tersebut, kebanyakan para pendaki yang terkena hipotermia ini sering kali tidak membawa peralatan yang lengkap seperti Sleeping Bag yang mampu menahan suhu dibawah -10C, tidak membawa thermal blanket yang bisa menghangatkan suhu tubuh dan yang paling penting mereka seringkali hanya membawa tenda yang single layer sehingga jika mereka bermalam di tempat yang terbuka maka suhu diluar mampu menembus ke dalam tenda dan jika seseorang terkena gejala hipotermia seringkali para pendaki tidak tau bagaimana cara menanganinya hal inilah menjadikan tingkat kematian di gunung dikarenakan Hipotermia.

Jadi apakah kita harus takut dengan hal-hal mistis atau kita harus takut dengan ancaman yang nyata adanya dari alam itu sendiri? Haruskah kita sopan dengan penunggu-penunggu di Gunung namun kita masih membuang sampah sembarangan di gunung tersebut? Apa definisi sopan yang dimaksud di dalam pendakian? Karena seringkali kita melihat para pendaki terlalu sopan dengan para penunggu gunung namun masih saja lupa untuk sopan kepada alam sekitar dengan membuang sampah sembarangan dan merusak pepohonan yang ada hanya untuk mendirikan tenda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun