Mohon tunggu...
Rizqi Nur Amin
Rizqi Nur Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

NIM 08181072

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Bencana Alam Tsunami terhadap Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Mentawai

14 Maret 2020   23:31 Diperbarui: 14 Maret 2020   23:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dampak Bencana Alam Tsunami Terhadap Kondisi Terumbu karang di Kepulauan Mentawai

 

Oleh : Rizqi Nur Amin 08181072

 

Indonesia adalah Negara yang terdiri atas kepulauan dan Perairan yang sangat luas. Dibalik keindahan alam dan potensi sumber daya alam nya yang melimpah ruah, Indonesia adalah negara yang wilayahnya sangat rentan terhadap Bencana alam, yaitu gempa bumi. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia yang disebut sebagai ring of fire atau biasa disebut sebagai cincin api. Cincin api adalah sebutan bagi wilayah yang sering mengalami letusan gunung berapi dan gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas tektonik dan vulkanik. Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas pergeseran lempengan bumi. Sedangkan gempa bumi vulkanik adalah gempa yang diakibatkan oleh aktivitas dari gunung berapi aktif. Hal ini menjadi pemicu terjadinya bencana Tsunami.

 

Pada tanggal 20 Oktober 2010, terjadi gempa dan tsunami yang menimpa Kabupaten kepulauan Mentawai. Gempa ini berkisar 7,7 skala richter yang kemudian membangkitkan tsunami. Gempa dan Tsunami yang terjadi ini mengakibatkan kerusakan pada ekosistem terumbu karang di pesisir pantai barat Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan. Data jenis karang dan luasan wilayah terumbu karang yang terdampak akibat tsunami tersebut belum ada hingga sekarang. BAPPENAS (Badan Perencana Pembangunan Nasional) memperkirakan sekitar 30% dari total luasan wilayah terumbu karang, sebesar 97.250 Ha mengalami kerusakan.

Coremap-LIPI pada tahun 2006 melaporkan kondisi karang sebelum gempa dan tsunami, dalam kondisi sedang dan baik, namun setelah gempa dan tsunami terjadi penurunan yang signifikan. Selain biota karang, biota bentik pun terpengaruh langsung akibat peristiwa tersebut. Gempa dan Tsunami tersebut mengakibatkan kematian secara massal Biota Karang dan biota lain. Akibat dari tsunami yang terjadi pada biota karang, terlihat jelas akibat terpapar lama di atas permukaan air dan sebagiannya terdampar di daratan sebab terjangan gelombang tsunami.

Sebuah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro yang bekerjasama dengan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 menunjukan kondisi terkini terumbu karang mulai dari pantai timur yang meliputi daerah yang tidak terdampak yaitu daerah Gosong Tubagok, Karang Mapinang dan Karang Mapolak, sebesar 28,77 % kondisi rerata terumbu karang hidup dalam keadaan sedang, diakibatkan masih ada perusakan karang oleh nelayan. Sedangkan kondisi Pantai Barat yang terkena dampak Tsunami meliputi Sabeogunggung, Munte Baru-baru dan Karang Bolak dalan kondisi buruk. Sebesar 14,41% rata rata karang hidup dalam kondisi buruk akibat tsunami.

Daftar pustaka

https://www.tagar.id/enam-faktor-ini-yang-membuat-indonesia-rawan-gempa/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun