Mohon tunggu...
Rizma Faranisa
Rizma Faranisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa aktif Sosiologi UTM

Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Kesiapan Sambut Bonus Demografi di Tengah Pandemi

15 Juni 2021   07:59 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bonus demografi adalah suatu kondisi penduduk usia produktif lebih banyak dari usia non produktif. Penduduk usia produktif yaitu 15-64 tahun. Penduduk non produktif di atas 64 tahun dan di bawah 15 tahun. Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa. Angka penduduk yang berusia produktif 15 hingga 64 tahun, mencapai 70,72 persen, atau 191.085.440 jiwa. (bps.go.id)

Pada umumnya, setiap Negara mengalami bonus demografi hanya sekali. Untuk itu, kesempatan bonus demografi ini harus benar dimaksimalkan dan dimanfaatkan untuk kemajuan Negara. Indonesia, akan memasuki momen bonus demografi pada tahun 2020 hingga 2045 mendatang. Bahkan, saat ini Indonesia telah berada pada puncak bonus demografi. Terbukti, DKI Jakarta dan sejumlah provinsi lain, sudah mengalami kondisi aging society atau dominasi penduduk usia diatas 64 tahun. Momen bonus demografi ini diperkirakan masih terus terjadi hingga 2 dekade.

Siapkah Indonesia menyambut Bonus demografi di tengah perang melawan Pandemi Covid 19 ini? Untuk menjawab ini, tentu harus membaca peluang yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. 

Setidaknya, Indonesia bisa belajar pada Negara tetangga, yang sudah berhasil memanfaatkan Bonus Demografi dengan baik. Jepang misalnya, negeri sakura ini berhasil memanfaatkan lonjakan bonus demografi pada tahun 1970 yang dimana pada tahun tersebut jumlah penduduk usia produktif di jepang melambung tinggi bahkan 1 orang usia produktif bisa menanggung 2 orang usia non produktif. Dengan keberhasilan tersebut Jepang telah menjadi negara maju yang saat ini produk dalam negeri mereka telah dipasarkan hampur ke seluruh dunia.

Berangkat dari kesuksesan Jepang dalam menghadapi bonus demografi harus ditiru oleh Indonesia saat ini, bayangkan betapa kuatnya Indonesia dengan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang melimpah serta bisa dikelola dengan baik dan mampu meningkatkan dan mengembangkan produk dalam negeri. Selain itu, Indonesia harus siap dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat agar kolaborasi antara teknologi dan industri dalam mampu meningkatkan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan penduduk. Apabila Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi selayaknya Jepang maka Indonesia akan menjadi negara super power seperti negara-negara barat lainnya.

Apabila hal itu terjadi maka bukan keuntungan yang didapat dari bonus demografi melainkan kerugian karena tidak berhasil dalam mengoptimalkan sumberdaya manusia yang melimpah. Efek yang ditimbulkan dari hal ini adalah melambatnya perekonomian dalam negeri dan membuat menurunnya pendapatan penduduk. Hal seperti ini tentu tidak diinginkan oleh Indonesia dan seluruh penduduk karena saat ini Indonesia adalah negara berkembang yang berusaha untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri maka momen bonus demografi ini menjadi ajang yang menguntungkan untuk membuat Indonesia menjadi negara maju.

Sumberdaya manusia dalam proses bonus demografi menjadi salah satu faktor paling penting, karena penduduk lah yang menjadi pemeran dalam bonus demografi. Berbicara tentang sumberdaya manusia tentu Indonesia memiliki angka yang sangat tinggi dibuktikan dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa. Tetapi bagaimana dengan kualitas sumberdaya manusia tersebut, apakah siap dalam menghadapi bonus demografi dan perkembangan teknologi serta industri. 

Berdasarkan data BPS pada tahun 2019 bahwa 63,53% penduduk di Indonesia sudah melek internet, angka ini dirasa cukup untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini namun masih harus ditingkatkan karena kebutuhan akan dunia luar melalui teknologi sangat diperlukan pada masa mendatang. Lalu, bagaimana dengan kualitas sumberdaya manusia yang ada saat ini. Secara faktual, kualitas sumberdaya kita masih kurang hal ini dapat dilihat dari tingginya angka pengangguran yang ada saat ini.

Tercatat tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 2,56 juta penduduk dari 29,12 juta penduduk usia kerja. Angka ini akan bertambah apabila penduduk usia produktif yang memasuki angkatan kerja mulai meningkat namun lapangan pekerjaan masih belum mencukupi. Sehingga akan banyak penduduk yang tidak bisa bekerja dan hal ini akan memperparah kondisi perekonomian masyarakat. Untuk mengatasi hal ini tentu pemerintah harus turun tangan dan memberikan program-program yang mampu menunjang produktifitas penduduk untuk memasuki angkatan kerja.

Dilansir melalui www.antaranews.com Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadji Effendy mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan lima strategi untuk memaksimalkan pemanfaatan bonus demografi yang mencakup program intervensi di bidang kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial. Program-program ini tentu sudah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia. Program yang akan dijalankan tersebut tentu harus mendapat sinergi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, karena sangat tidak memungkinkan apabila pemerintah telah menyiapkan strategi untuk memaksimalkan bonus demografi namun tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Pada proses persiapan menuju bonus demografi, tentu banyak faktor yang bisa menyukseskan hal ini. Faktor-faktor inilah yang menjadi acuan agar momentum bonus demografi bisa berjalan maksimal. Pertama, pendidikan merupakan faktor penting karena dengan pendidikan bisa mengubah pola pikir suatu bangsa menjadi lebih baik dan terarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun