Penulis :
Rizky Yudo Purwantoro, Annisa Irbah, Siti Syifa Setya NingrumÂ
Dosen Pengampu:
Dr. Eva Yulina Riany, S.P, M.Ed
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia
IPB University
Bullying menjadi fenomena yang marak ditemui di semua kalangan. Bullying pada anak juga kerap terjadi di sekolah. Orangtua dan keluarga dapat berperan untuk mencegah dan mengatasi anak agar terhindar dari kasus bullying yang marak terjadi. Yuk Ayah dan Bunda simak penjelasan berikut!. Bullying merupakan sebuah perilaku yang agresif,dan menekan bisa dalam tindakan fisik secara langsung atau melalui kata-kata.Â
Bullying terbagi menjadi beberapa tipe tindakan yaitu yang pertama teasing (sindiran) seperti mengejek, menghina, melecehkan, meneriaki korban, kedua physical (fisik) seperti memukul, menendang, menjambak, mendorong, ketiga harassment (gangguan) seperti menyerang tentang masalah seksual, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan.
Pelaku bullying bisa hadir karena kontrol diri yang rendah. Mereka mungkin sebelumnya menjadi korban kekerasan, lalu menganggap dirinya selalu terancam dan biasanya bertindak menyerang sebelum diserang. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis juga bisa menjadi penyebab muncul pelaku bullying. Orang tua yang sering bertengkar dan melakukan tindakan agresif biasanya mendorong anak melakukan bullying. Orang tua seperti ini juga tidak mampu memberikan pengasuhan yang baik. Kemudian, penyebab bullying bisa terjadi karena media massa menyajikan konten yang tidak mendidik dan tidak sesuai untuk umur anak.Â
Banyak tontonan kekerasan yang muncul di media massa membuat anak terdorong untuk mencontoh dan melakukan hal serupa di sekolah. Peran orang tua di sini juga dibutuhkan untuk mengontrol konsumsi dan tontonan anak agar tak muncul bibit-bibit pembully. Bullying dapat berdampak pada kapasitas kesehatan, perilaku ilegal, ekonomi, dan hubungan sosial. Wah banyak sekali ya dampak dari fenomena bullying ini.