Mohon tunggu...
Rizky RAP
Rizky RAP Mohon Tunggu... Lainnya - Iman Ilmu Amal

Menjadi Pribadi yang Selalu Berfikir dan Beriman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadi Pemimpin Harus Kaya Dahulu

25 Januari 2021   12:14 Diperbarui: 25 Januari 2021   12:33 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pemimpin harus mapan dahulu atau harus berilmu dahulu ?


Hal ini sering menjadi perdebatan diberberapa forum saat ini. Beragam alasan menjadi salah satu argumentasi setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya. Toh, selama berbicara dimuka umum belum dilarang, saya rasa masih sah sah saja untuk kita menyampaikan hak kita dalam berpendapat.

Salah satu pendapat mengapa menjadi pemimpin harus mapan dahulu ialah manusia mahkluk sosial yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang lainnya. Maka dari itufitrahnya seorang manusia harus saling berhubungan satu sama lainnya. Untuk itulah manusia perlu pemimpin untuk mengatur setiap hubungan antar interaksi manusia tersebut.

Pemimpin sendiri ialah salah seorang yang diberi kedudukan tertentu dan bertindak sesuai dengan kedudukannya. Menjadi pemimpin tak mudah biasanya ia diamanahkan karena telah memenuhi syarat pada lingkungannya. Misalnya ia seorang mahir dalam musyawarah mufakat tentunya diharapkan menjadi sosok yang mampu membawa kesejahterahan pada kelompok yang dipimpinnya.

Pemimpin dalam Prespektif Islam

Dalam konteks Islam, kepemimpinan merupakan usaha menyeru manusia kepada amar makruf nahi mungkar, menyeru berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Kepemimpinan Islam adalah perwujudan dari keimanan dan amal saleh. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang mementingkan diri, kelompok, keluarga, kedudukannya dan hanya bertujuan untuk ke bendaan, penumpukan harta, bukanlah kepemimpinan Islam yang sebenarnya meskipun pemimpin tersebut beragama Islam, berlabelkan Islam. Sebagaimana dipahami, bahwa tidak semua orang layak, mampu atau berhak memimpin .

Dalam Islam, pemimpin terkadang disebut imam tapi juga khalifah. Dalam shalat berjamaah, imam berarti orang yang didepan. Maka dari itu, alangkah baiknya penulis memberikan pe ngertian imam. Secara harfiyah, imam berasal dari kata amma, ya’ummu yang artinya menuju, menumpu dan meneladani. Ini berarti seorang imam atau pemimpin harus selalu didepan guna memberi keteladanan dalam segala bentuk kebaikan.

Di samping itu, pemimpin juga disebut sebagai khalifah, yang berasal dari kata khalafa yang berarti di belakang, karenanya khalifah dinyatakan sebagai pengganti, karena memang pengganti itu di belakang atau datang sesudah yang digantikan. Kalau pemimpin itu disebut khalifah, itu artinya ia harus bisa berada di belakang untuk menjadi pendorong diri dan orang yang dipimpinnya untuk maju dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar sekaligus mengikuti kehendak dan arah yang dituju oleh orang yang dipimpinnya kearah kebenaran, seperti kepemimpinan Rasulullah. Kepemimpinan Rasulullah merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan. 

Era Kepemimpinan Modern

Tak dapat dipungkiri dalam menjadikan situasi kondusif saat ini menjadi pemimpin dituntut harus serba bisa dan serba ada. Kesejahteraan masyarakat tercipta apabila pempimpinnya telah siap mensejahterahkan rakyatnya. Pemimpin tak perlu lagi mencari kekayaan melalui posisi yang ia duduki, untuk itulah Pemipin harus kaya dahulu. 

Namun apabila pemimpin dikatakan harus berilmu dahulu tentunya pemimpin yang ada setelah memiliki kesejahteraan ia sudah barang pasti elah berilmu karena dengan ilmunya ia mendapatkan cara bagaimana mengelola keuangan yang ia peroleh agar dapat mensejahterahkan dirinya dan lingkungannya.

Semoga saja hal ini dapat menjadi renungan bagi para pembaca agar kedepan tidak kembali salah tafsir dalam memimpin maupun memilih seorang pemimpin. Karena sejatinya Rakyat yang milih seroang pemimpin diluar Norma susila yang ada merupakan suatu karakternya sendiri. Dan bersiaplah untuk mendapatkan hasil dari pilihannya. Evaluasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun