Mohon tunggu...
Rizky Pahlevi
Rizky Pahlevi Mohon Tunggu... Guru

Mencari keindahan dalam kesederhanaan, tapi tak pernah ragu melangkah ke pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Krisis Pengangguran Bukan Soal Malas, Tetapi Gagalnya Sistem Negara!

30 Mei 2025   17:49 Diperbarui: 30 Mei 2025   17:49 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kericuhan Job Fair di Cikarang (Sumber: Warta Kota)

Cikarang Ricuh, Negara Diam?Kericuhan dalam Job Fair di Cikarang baru-baru ini bukanlah insiden sepele. Ini adalah simbol dari kegagalan sistemik dalam menyediakan lapangan kerja yang layak. Ribuan pencari kerja berdesakan bukan karena FOMO atau ingin wisata, tapi karena realitas getir: mencari pekerjaan di Indonesia kini lebih sulit dari sebelumnya. Data yang Tak Bisa DiabaikanMenurut data IMF, Indonesia berpotensi menempati posisi tertinggi pengangguran di Asia pada 2026. Sementara itu, rasio lapangan kerja di Indonesia sangat timpang yaitu hanya 0,0041, artinya hanya tersedia 4 lowongan dari 1.000 pencari kerja. Ini bukan sekadar angka, ini adalah tragedi sosial yang menyebar dari kota ke kota, dari desa ke desa.

Janji Pemerintah yang GagalPemerintah pernah menjanjikan penciptaan 19 juta lapangan pekerjaan. Presiden Joko Widodo bahkan menggaungkan Omnibus Law Cipta Kerja sebagai solusi. Namun apa yang terjadi? Undang-undang ini malah berujung pada gelombang PHK dan ketidakpastian kerja. Alih-alih membuka lapangan pekerjaan, kebijakan ini justru memperparah krisis pengangguran.

Narasi Malas adalah Salah SasaranMenyalahkan individu sebagai 'malas' adalah bentuk pengalihan isu. Tingginya angka pengangguran bukanlah cerminan kemalasan, melainkan kegagalan negara dalam menjamin kesejahteraan. Negara seolah menutup mata pada kenyataan bahwa peluang kerja yang ada sangat tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Pengangguran yang 'Dirawat'?Fakta menyedihkan lainnya yaitu pengangguran massal tampaknya justru dirawat oleh sistem. Mengapa? Karena dalam kondisi ini, upah buruh dapat ditekan serendah mungkin. Dengan banyaknya pelamar, pengusaha bisa berkata "Tidak puas? Silakan keluar, masih banyak yang mau." Ini menciptakan ekosistem kerja yang eksploitatif, yang menguntungkan investor dan merugikan rakyat.

 Saatnya Bicara Jujur Krisis pengangguran adalah kegagalan sistemik, bukan kesalahan individu. Negara harus berhenti menutupi fakta dengan janji manis dan mulai bertindak nyata. Jangan lagi menjadikan rakyat sebagai korban kebijakan yang pro-investor tapi anti buruh. Suara-suara dari Cikarang adalah cermin dari jeritan nasional. Sudah saatnya negara melihat kenyataan dan mulai berpihak pada rakyatnya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun