Alm Koran Karo Karo (KKK) menjadi salah satu bagian penting dalam Buku RIFLE REPORTS A STORY OF INDONESIA INDEPENDENCEÂ karya Mary Margaret Steedly . Buku Rifle Reports diterbitkan tahun 2013, The Regents of the University of California . Mary Steedly menggambarkan bagaimana kisah masyarakat Karo yang berjuang membela NKRI, salah satunya dengan yang telah dilakukan oleh KKK. Mengutip buku karya Mary pada halaman 222 bahwa
At 11:00 that morning, a sabotage unit using Molotov cocktails began to move through Kabanjah. Napindo quartermaster Koran Karo-Karo "took the first bottle filled with kerosene, lit it and set fire to his own home. [He] had no opportunity to remove its contents. . . . He actually could not bear to see the house he had set fire to himself totally destroyed, but his sadness was not apparent to anyone else. From there, the flames moved toward the center of town. Because of the rush of the evacuation, much of the town remained intact, including such strategic sites as two hospitals, the central market, the prison, and a portion of the Chinese section, where the residents had remained behind to guard their homes and shops
Terjemahan bebas dari saya sebagai berikut:
Pada pukul 11.00 pagi hari itu, sebuah unit sabotase yang menggunakan bom molotov mulai bergerak melalui Kabanjah. Bendahara logistik Napindo, Koran Karo-Karo, "mengambil botol pertama yang berisi minyak tanah, menyalakannya, dan membakar rumahnya sendiri. [Ia] tidak memiliki kesempatan untuk memindahkan isinya. . . . Sebenarnya, ia tidak tega melihat rumah yang ia bakar sendiri hancur sepenuhnya, namun kesedihannya tidak tampak oleh orang lain." Dari sana, api bergerak menuju pusat kota. Karena tergesa-gesanya evakuasi, sebagian besar kota tetap utuh, termasuk lokasi-lokasi strategis seperti dua rumah sakit, pasar sentral, penjara, dan sebagian kawasan Cina, di mana para penduduknya tetap tinggal untuk menjaga rumah dan toko mereka. sumber gambar: https://books.google.co.id/books/about/Rifle_Reports.html?id=19ak6F2o1CoC&redir_esc=y
oleh karenanya kita sebagai generasi penerus, khususnya cucu-cucu, cicit-cicit, canggah (keturunan ke-4), Wareng (Keturunan ke-5) baik dari KKK ataupun dari pejuang-pejuang lainnya wajib menjaga nama baik Indonesia, wajib menjunjung tinggi Pancasila, dan mencari rezeki dengan takut akan Tuhan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI