Mohon tunggu...
Rizky Andira
Rizky Andira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Stay humble and classy.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencerdaskan Generasi Muda Indonesia dengan Literasi Media Massa

20 Januari 2021   11:24 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:03 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain radio, media siaran juga terdiri dari televisi. Televisi merupakan media baru setelah hadirnya radio. Perbedaannya dengan radio, media televisi menghadirkan visual gambar yang mendukung audio (dan ini tidak dapat kita temukan dalam media siaran radio). Masyarakat juga lebih menikmati acara yang disiarkan oleh televisi dibandingkan media lainnya sebab dengan televisi, masyarakat dapat melihat dan mendengar peristiwa yang disampaikan.

Berdasarkan dua jenis media massa di atas, kita dapat mengetahui bahwa setiap media memiliki sejarah dan karakteristik yang berbeda, sehingga baik media massa digital maupun siaran digital sama-sama sangat dibutuhkan sebagai sarana komunikasi massa. Perkembangan media massa tentu saja mengalami pasang surut, namun para pengelola media seharusnya tidak tinggal diam ketika media yang dikelola mengalami penurunan peminat, karena semakin berkembanganya suatu teknologi dan kemampuan manusia dalam menciptakan inovasi untuk berkomunikasi, kini selain media cetak dan media siaran, produk media massa pun berkembang. 

LITERASI MEDIA MASSA 

Seiring berkembangnya zaman, lambat laun menyebabkan literasi dan media massa seolah menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Saat ini khususnya di era globalisasi membuat manusia haus akan informasi. Hal ini disebabkan oleh keterbukaan pikiran manusia yang sangat ingin untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya. Dapat kita sadari bahwa saat ini bahwa teknologi, informasi, dan komunikasi telah merajai fungsi sosial masyarakat, terutama internet. 

Di abad ini, media massa menjadi kekuatan baru yang sangat mempengaruhi banyak manusia. Maka dari itu, literasi media massa menjadi sangat penting agar manusia dapat mengembangi informasi-informasi yang beredar dengan sangat cepat. Adapun tujuan literasi media massa sendiri adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat (khususnya generasi muda) sebagai pengguna, untuk dapat menganalisis serta menyaring segala informasi dengan cermat, hati-hati, dan bijak. Dengan demikian, setiap orang yang mempunyai intelektualitas yang baik serta literasi yang kuat dapat memberikan respon serta penilaian terhadap suatu media dengan penuh kehati-hatian dan penuh tanggung jawab.

Beriringan dengan terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya. Penggunaan media komunikasi smartphone dan sejenisnya telah bergeser menjadi gaya hidup masyarakat tertentu. 

Tahun-tahun terkini, penetrasi berbagai jenis teknologi media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, dan kepentingan.  Dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa teknologi media telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media berpengaruh terhadap budaya khalayak dengan ragam cara. Maka tidak heran jika kehidupan masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh kehadiran teknologi media komunikasi.

Saat ini, kriminalisasi serta eksploitasi media massa seolah-olah menghalangi intelektualitas pihak-pihak tertentu yang sebenarnya memiliki peran penting untuk menetralkan lika-liku permasalahan yang ada di media massa. Kita menyadari bersama bahwa hal ini hanya mengarah kepada kepentingan politik pemerintah yang kadang mengancam keberadaan cara pandang objektif dan ruang publik. Hal ini selaras dengan bunyi dari Teori Hegemoni yang menyebutkan bahwa saat ini peran media bukan lagi sebagai pengawas (watchdog) pemerintah, tetapi justru menopang keberadaan kaum kapitalis dengan menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka. Pada akhirnya, literasi media massa menjadi kunci dari kemunduran berpikir atas apa yang telah pihak-pihak tertentu lakukan kepada masyarakat, terlebih saat ini banyak berita bohong yang sengaja disebarkan untuk memperkeruh keadaan. 

Tanpa adanya literasi media massa, maka seseorang akan dengan mudah terpengaruh dan menerima begitu saja suatu berita tanpa berpikir kritis mengenai kebenaran informasi tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini menjadi sangat sensitif karena dapat menimbulkan perpecahan suatu bangsa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara sederhana gerakan literasi merupakan suatu bentuk kepedulian atas segala permasalahan yang terjadi, khususnya pada media massa. Literasi yang tepat dapat menghindarkan generasi dari perpecahan dan ketidakharmonisan bermasyarakat sebab kesalahan dalam penangkapan informasi yang timbul.

Yang tidak kalah penting dan tidak boleh terabaikan, bahwa bisa saja realitas progres literasi media didasarkan pada semakin pesatnya gempuran informasi media yang tidak di-imbangi dengan kecakapan masyarakat/generasi dalam konsumsinya. Maka dibutuhkanlah budaya baru dalam mengkonsumsi media massa secara sehat. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka literasi media juga berlaku pada konsumen media on-line, atau media baru yang tersebar melalui jejaring internet. Literasi media tentu tidak bisa berjalan dengan baik tanpa peran serta masyarakat. Peran itu dapat berupa individu, komunitas, kelompok, dan budaya lokal setempat. Peran individu lebih difokuskan dengan bimbingan orang tua sebagai kepala keluarga atas konsumsi media di lingkungannya. Demikian juga pengawasan di komunitas, kelompok masyarakat tertentu yang peduli terhadap perkembangan konvergensi media, serta pemberdayaan kearifan lokal yang berkembang di komunitas masyarakat.

Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, tentu ada beberapa konsekuensi  (baik yang berkonotasi positif maupun negatif atas pengaruh penggunaan teknologi media komunikasi itu). Selain memberikan dampak positif, perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang terjadi pada abad ini juga menimbulkan dampak negatif. Pertama, Mengurangi tingkat privasi individu. Kedua, Meningkatkan potensi kriminal. Ketiga, anggota suatu komunitas akan sulit dibatasi mengenai apa yang dilihat dan didengarnya. Keempat, internet akan mempengaruhi masyarakat madani dan kohesi sosial. Kelima, akan overload-nya informasi (Fukuyama dan Wagner, 2000). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun