Mohon tunggu...
Rizky Afriono
Rizky Afriono Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang Indonesia biasa yang bangga menjadi bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gegap Gempita 13 Tahun Kota Depok Mengaburkan 500 Tahun Sejarah Depok

11 Oktober 2012   11:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah Kota Madya sesuatu yang tepat untuk di jadikan umur suatu wilayah

Apakah penamaan Depok dapat disandingkan dengan penamaan Indonesia yang dicetuskan oleh seorang kebangsaan Jerman abad ke 20 untuk mengganti penyebutan Nusantara , tentu sangat berbeda.

Mengapa usia Jakarta 485 Tahun dan Bogor 530 Tahun sedangkan Depok hanya 13 tahun? Apa yang terjadi dengan daerah perlintasan ini yang menghubungkan Sunda Pedalaman dan Sunda Perairan.

Cicero

“Sesungguhnya Apabila kita hingga Dewasa

tidak mengetahui sejarah, kita sebenarnya masih anak-anak”

Apakah Kota Depok Berumur 13 tahun ? seperti spanduk-spanduk yang bertebaran di Margonda. Kota Depok sangatlah tua dan bersejarah, apakah Depok pada masa lalu layak disebut sebagai kota?, inilah pendapat saya, Depok sudah ada sejak lama, bahkan lebih tua dari Tarumanegara,

Wilayah Depok masuk kedalam kerajaan  Hindu Salakanegara, yang  nantinya berubah nama menjadi Taruma Negara,  dan pada suatu saat masuk kedalam Kerajaan Sunda ( Regno Cumda). Petilasan Parbu Siliwangi di Jl. Siliwangi Kota Depok, sangat memperlihatkan bahwa, Depok berasal dari kata pertapaan, Depok (yang artinya bersila) imbuhan dan akhiran Pe dan An Menjadikan Padepokan.

Kerajaan Cumda (Sunda) mempunyai 6 pelabuhan besar, pelabuhan terbesarnya adalah Sunda Kelapa, pada Abad ke 16, Islam telah masuk ke pesisir Jawa, Kerajaan Demak  dan Cirebon di pimpin oleh Sunan Gunung Jati yang tidak lain adalah cucu Prabu Siliwangi. Sunan Gunung Jati telah meminta berkali-kali kepada kakeknya Prabu Siliwangi untuk meninggalkan agama lama yaitu teravada (Hindu) untuk memeluk Islam. Keagamaan masyarakat sekitar Depok dapat di pastikan memeluk agama Hindu, hal ini terbukti dengan peninggalan Sindang Pancuran Mas dan Sumur Tujuh Beringin.

Taktik dari sunan Gunung Jati adalah untuk menaklukan kerajaan Sunda (benteng terakhir agama Hindu di Pulau Jawa) yaitu dengan menguasai pesisir, maka 1525 Banten di Taklukan pasukan dari Demak dan Cirebon. Pada 1527 mereka mulai menaklukan kerajaan sunda, yaitu merebut Sunda Kelapa dan merubah namanya menjadi Jayakarta (Kota kemenangan).

Pada 6 tahun setelah penaklukan Jakarta, 3 pasukan besar gabungan Cirebon, Banten dan Demak, berlatih keterampilan mental, fisik dan spiritual di wilayah yang disebut DEPOK. Dalam rangka penaklukan Sunda Pajajaran. Hal inilah yang nantinya sebagian pasukan 3 kerajaan ini menetap di wilayah depok dan menjadi suku BETAWI ORA.

Peninggalan pasukan ini dapat dilihat dari adanya temuan gong bolong, yang menurut cerita penduduk, adalah seperangkat gamelan yang ditinggalkan pasukan yang akan menyerang Sunda Pajajaran. Makam Mbah Beji, Kuburan Kaum Pandak Cibinong adalah jejak-jejak awal penyebaran agama ISLAM di kota Depok.

Pada masa Belanda wilayah Depok adalah wilayah partikelir yang dimiliki oleh Castelein,  Castelein adalah penganut protestan hugentot yang sangat puritan, ia lari dari Perancis dan menjadi karyawan di VOC, dimana pada masa itu Belanda adalah benteng kaum protestan di Eropa. Pada 1714 tanah partikelir Depok sah menjadi milik para budaknya yang dimerdekaan (mardjiker), sesuai dengan testament yang menyebutkan dari 200 budaknya yang dibawa dari Bali, Sulawesi dan Timor. Dari 120 orang yang bersedia di baptis dibagi menjadi 12 marga yang diharapkan nantinya ada di jalan tuhan “Eben Hezer”, tuhan penolong kita. 80 budak lainya tidak tercatat namun terdapat keterangan bahwa mereka tidak mau di babtist dan menyingkir kedaerah beji sekitar Pondok China. 12 Marga ini nantinya bercampur baur dengan pribumi pendatang lainya dari berbagai wilayah Indonesia, bahkan percampuran dari Eropa (Belanda, Portugis dan Inggris) hal ini membuat kebudayaan baru, yang lebih dari kebudayaan indisch yaitu  kebudayaan Mestizo, yang hampir mirip dengan percampuran kebudayaan di Amerika Latin, perkumpulan warga ini oleh masyarakat sekitar Depok disebut sebagai BELANDA DEPOK

Gereja Imanuel Jl. Pemuda Depok adalah bukti nyata peninggalan dan perkembangan agama kristen protestan di Indonesia. Seminari Zending Kristen pertama di Jawa, juga berawal dari Depok, pada abad 19, banyak para pendeta yang pada masa mudanya di gembleng agama di Kota ini. Depok  pada masa itu dapat disebut sebagai kewedanan, bahkan telah memiliki sistem pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh seorang presiden. Pada pasca kemerdekaan  pada tahun 1949 terdapat undang-undang Agraria yang membuat kepemilikan tanah para BELANDA DEPOK harus di sesuaikan dengan sistem aturan Republik Indonesia.

Penulis

Rizky Afriono

Alumni Arkeologi UI angkatan 2005

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun