Surya segera ke ruang tamu kembali karena Dian masih menunggunya.
"Kamu boleh pulang Dian."Â
"Aku tadi masakin Mas nasi dan lauk. Aku panasin bentar ya."
"Apa? Masak?" Surya memang masak sedikit tadi hanya untuk makan Azril, karena dia pasti makan siang di Kampus. Malam begini biasa dia masak lagi sedikit biar tak terbuang esok harinya.
"Iya Mas. Ini aku bawain ya. Mas mandi dulu cepat sana." Dian dengan cepat menyiapkan makan malam untuk Surya. Surya menurut saja apa yang dikatakan Dian. Ada rasa yang berbeda di hati Surya ketika Dian menyiapkan makan malam untuknya. Teringat Ibunya, yang selalu tak kenal lelah menyiapkan sajian yang enak-enak untuknya dan Azril. Selesai mandi Surya segera duduk di meja makan.
"Ayok dimakan Mas." Wajah Dian terlihat begitu dekat jika duduk bersama di meja makan ini. Surya merasa senang karena dia juga memang sudah lapar.
"Kamu makan jugalah."
"Oh iya, ini temenin Mas juga ya." Jadilah mereka makan bersama dengan lahapnya. Surya tak menyangka masakan Dian enak. Tak disadari sudah dua piring nasi dihabiskannya. Namun Surya semakin bingung bagaimana caranya membalas kebaikan Dian selama ini.
"Alhamdulillah, enak sekali masakanmu."
"Masa sih Mas, syukurlah kalo Mas suka." Dian tersenyum simpul.
"Ibu kamu pasti nyari, apa sebaiknya kamu pulang?"