Mohon tunggu...
Rizky Ramadhan
Rizky Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Perkenalkan saya rizky biasa dipangil iki. saya suka traveling dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teh dan Lawan Bicara

17 Desember 2022   14:42 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:58 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/afia_teastories 

Siapa yang tak kenal dengan minuman berwarna merah ini? Selain berwarna merah juga ada yang berwarna hijau. Bisa disajikan secara hangat maupun dingin. Dari m.bisnis.com, Jakarta teh memiliki fakta menarik yang salah satunya adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi didunia. Negara Cina, Turki dan Inggris adalah penyumbang populasi peminum teh terbesar dunia (Anggela, 2021).

Siapakah lawan bicara? Jelas bahwa setiap orang memang harus bicara. Berbicara merupakan komunikasi yang paling dasar sekaligus merupakan hubungan manusia yang paling erat. Tanpa berbicara, mustahil kita dapat berhubungan dengan orang lain. Kunci dalam berkomunikasi adalah kemampuan dalam memahami lawan bicara. Kita harus memahami karakter dan perasaan lawan bicara kita (Andromeda, 2020:5).

Teh merupakan minuman tepat yang dapat disuguhkan saat kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita. Dikutip dari dream.co.id Sosiolog Universitas Indonesia, Devie Rahmawati memaparkan keajaiban teh. Minuman teh sebaiknya disuguhkan ketika menghadapi lawan bicara (Asharini, 2019).

Sebagai manusia biasa dan bukan dewa kita pasti pernah terjebak dalam situasi dan kondisi yang canggung dan terlalu emosional, sehingga pembicaraan dengan lawan bicara justru memicu konflik. Tenang, kita bisa meredakannya dengan secangkir teh (Andromeda, 2020:18).

Teh ternyata bisa meredakan konflik dengan meminumnya. Dikutip dari "jawapos.com" data dari survei yang dilakukan SariWangi menunjukkan bahwa terdapat 64 persen responden mengakui pernah atau berpikir untuk memutuskan hubungan dengan orang terdekatnya karena alasan perbedaan. Namun, 96 persen responden mengakui bahwa perbedaan pandangan seharusnya masih dapat diperbaiki. Untuk mencegah adanya perpecahan itu adalah seseorang harus bisa membangun hubungan yang baik. (Salbiah, 2019)

Berbeda pendapat dengan orang lain sebenarnya hal yang biasa. Sebab, setiap orang pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Seperti di lingkungan keluarga atau kerabat, pasti ada saja hal yang harus diperdebatkan karena memiliki pendapat yang lain. Sebenarnya, pendapat berbeda tersebut bisa didiskusikan dengan baik. Namun, sayangnya perbedaan tersebut justru membuat perselisihan hingga akhirnya memutusakan hubungan mereka.

Dari "jawapos.com" Dr. Devie Rachmawati, M. Hum., CPR., Pakar Ilmu Sosial Budaya dan Komunikasi, Universitas Indonesia, ketika ditemui dalam acara Kampanye 'Mari Bicara, Indonesia!' Sariwangi, di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (15/1), mengatakan "Sudah ada riset bahwa dari tahun 1999-2000, komunikasi yang baik bisa dilakukan melalui makanan atau minuman". (Salbiah, 2019)

Ternyata untuk mencairkan suasana, meredam perbedaan pendapat dan perdebatan ada cara sederhana yaitu dengan mengajak teman bicara kita makan atau minum teh

Teh di sini berperan untuk menjembatani pendapat kedua belah pihak. Jika kita ingin menyampaikan pesan, sampaikanlah ketika lawan bicara sedang menyeruput the pada saat minum teh, mulut yang sibuk bicara pun otomatis berhenti. Saat itulah waktunya lawan bicara kita mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan.

Dikutip dari kata Johan Lie, Senior Brand Manager Tea dari PT. Unilever Indonesia Tbk (Publik atau Terbuka), mengatakan "melalui teh kita bisa mendekatkan keluarga, jadi representasi yang baik untuk nilai toleransi itu dijalankan, perbedaan bisa dicari jalan keluarnya saat ada gesekan-gesekan di tengah masyarakat". (Salbiah, 2019)

Selain itu untuk membangun komunikasi yang baik harus dibangun dengan tenang. Bagaimana jika kita mendapati lawan bicara bicara dengan nada tinggi? Jika kita mendapati lawan bicara berbicara dengan nada yang tinggi, kita sebaiknya bersikap lebih lembut dan mengontrol nada bicara. Adapun teknik yang bisa kita pakai yakni dengan menerapkan teknik tarik ulur untuk menjaga rasa saling percaya dengan lawan bicara menurut buku "Seni Menguasai Lawan Bicara" karya William Andromeda. Kita harus menenangkan pikiran dan perasaan lawan bicara. Ketika sudah mulai ada konflik, kita perlu mendiamkan selama 20 menit. Langkah berikutnya suguhkanlah teh sebelum kita memulai percakapan lagi. (Andromeda, 2020:18)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun