Mohon tunggu...
Rizki Satria Wijaya
Rizki Satria Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengayuh demi Naik Haji

9 Desember 2021   21:50 Diperbarui: 10 Desember 2021   05:25 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tukang becak di Jalan Malioboro Yogyakarta, Kamis (09/12/2021) difoto oleh Rizki Satria Wijaya)

Yogyakarta- Perjuangan mengayuh becak untuk mencari nafkah demi keluarga dilakukan pria ini dengan gigih dan semangat yang membara. Mencari nafkah dari pagi hingga malam pria ini tak lelah untuk berjuang. Terlihat yaitu pria yang berkerja sebagai tukang becak yang berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta pada Kamis (09/12/2021) sore.

Pria berusia 50 tahun ini tak pernah mengenal lelah mencari nafkah untuk keluarga sekaligus menabung untuk naik haji. Pria ini bernama Yatin, sudah berkerja sebagai tukang becak selama 30 tahun. 

Sejak subuh ia sudah bersiap-siap berangkat mengayuh becaknya dari rumah menuju pasar bringharjo yang berada di Malioboro. Ia menuturkan bahwa tidak selalu setiap hari ada yang menaiki becaknya. Tidak menentu juga pendapatan yang didapatkan oleh pak Yatin sendiri.

"Ngga selalu mas kadang sehari 10 orang kadang 20 orang kadang juga hanya 7 orang yang naik becak saya" Ucapnya.

Biasanya pak Yatin mengantarkan pelanggannya dari Malioboro menuju sentral bakpia pathuk atau dari Malioboro menuju hotel tempat pelanggannya menginap. Sehari pak Yatin bisa mengantongi penghasilan 150 ribu hingga 200 ribu. Terkadang juga tidak sampai 100 ribu. Terkadang hari-hari yang paling ramai adalah hari sabtu dan minggu, karena banyak wisatawan yang datang ke Yogyakarta. 

Namun ia selalu mensyukuri berapapun rezeki yang didapatkan karena menurut dia semua ini diberikan atas izin Allah SWT. Dengan uang yang didapatkan seharian ia tidak lupa menyisihkan untuk bersedekah. Karena menurut dia dengan kita beredekah tidak akan menutup jalan rezeki kita, malah membuka jalan rezeki kita.

"Saya juga tetap bersyukur mas dengan pendapatan yang tidak menentu ini, namun saya tetap berbagi rezeki kepada yang lebih membutuhkan. Karena saat kita bersedekah, tidak pernah menutup jalan rezeki kita, malah membuka jalan rezeki kita" Ucapnya.

Saat pandemi sebelumnya, wisatawan sepi yang datang ke kota Yogyakarta. Lalu pak Yatin beralih profesi sebagai kuli bangunan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan untuk menyekolahkan anak anaknya. 

Pak Yatin diajak oleh tetangganya yang memang sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan. Sebagai kuli bangunan pak Yatin tetap mensyukuri pekerjaan yang dilakukannya. Tak menentu juga pekerjaan kuli bangunan ini karena banyak orang yang lebih menyimpan uangnya dimasa pandemi ini. Hingga akhirnya pandemi sudah mereda pak Yatin kembali mengayuuh becak seperti dulu hingga saat ini.

Dengan uang sehari-hari yang ia dapatkan dari mengayuh becak, ia juga menyisihkan untuk sekolah anaknya yang masih sd dan smp. Ia selalu memberikan semangat kepada anak-anaknya agar menjadi orang yang sukses agar menaikkan derajat keluarganya. Pak Yatin memiliki dua anak laki-laki, berharap agar anak-anaknya lebih sukses dari bapaknya. 

Pak Yatin berharap anak-anaknya bisa melanjutkan sekolahnya hingga jenjang yang lebih tinggi dengan harapan agar anak-anaknya bisa menjadi orang sukses. Pak Yatin tak lupa untuk menyisihkan uangnya untuk naik haji dengan istrinya, ia berharap tahun depan bisa mendaftar haji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun