Mohon tunggu...
Rizki NurulLatifah
Rizki NurulLatifah Mohon Tunggu... Administrasi - 1705026016

Rizki Nurul Latifah 1705026016 EIA-5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Perekonomian di Tengah Bawah Covid-19

30 Oktober 2020   19:37 Diperbarui: 30 Oktober 2020   19:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Severe Acute Respiratory Sayndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) atau virus corona merupakan jenis virus yang menyerangs system pernapasan. Penyakit ini lebih dikenal dengan Covid-19 yang mengakibatkan orang yang menderita penyakit ini akan mengalami batuk, gangguan pernapasan, demam dan yang membahayakan penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.

Virus ini muncul pertama kali di Kota Wuhan, Cina tepatnya di sebuah pasar penjualan hewan pada akhir Desember 2019. Peneliti meyakini inang dari virus covid-19 berasal dari kelelawar yang menjadi salah satu makanan favorit warga Cina.

Virus ini sangat cepat menular dan telah menyebar hamper ke semua negara, termasuk Indonesia. Saat ini, masalah akibat dari Covid-19 ini tidak hanya persoalan Kesehatan namun juga menyangkut perekonomian global. Dampak cukup besar ini di rasakan semua negara salah satunya negara Indonesia, adanya pandemic Covid-19 membuat melemahnya sector ekonomi.

Di negara Indonesia, dalam rangka mengatasan penyebaran Covid-19 sudah gencar dilakukan oleh Pemerintah mulai dari pembatasan fisik sampai menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Menurut Pemenkes Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, peraturan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19 agar bisa segera dilaksanakan di berbagai daerah.

Menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design prediksi usainya pandemic Covid-19 di Indonesia akan usai dalam 3 waktu. Yaitu 97 % di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan Covid-19 akan selesai pada bulan Desember 2020.

Kelumpuhan pada segi ekonomi semakin parah dengan adanya penguncian (Lockdown) terhadap seluruh aktivitas ekonomi. Penguncian ini seluruh aktivitas perekonomian akan mempercepat peningkatan jumlah pengangguran karena banyak karyawan yang di PHK serta indusri jasa di dunia semakin terpuruk.

Ada sektor-sektor relevan yang justru keadaanya membaik. Contohnya sektor medis dan Kesehatan, perdagangan online atau e-commerce sampai fast moving consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan.

Produk FMGC sangat kuat saat offline kini harus beralih distribusinya menjadi sistem online. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata mengalami kenaikan yang signifikan.

Di tengah berkecambuknya kehidupan masyarakat karena adanya virus Covid-19 ini menbuat semua orang hidup dalam keidakpastian global, maka dari itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan situasi dan kondisi untuk saat ini,

Bahkan negara lain harus merespon perubahan ini dan adanya persaingan teknologi. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh kepentingan politik global, mulai dari sektor swasta, akademisi hingga masyarakat sipik sehingga tantangan pandemic Covid-19 di era revolusi industry 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Sebagaimana salah satu pengusaha sukses di Indonesia yaitu Sandiaga Uno menyatakan "Whenever There is Danger, There is Opportunity" yang artinya "Disetiap ada Bahaya disitu ada Peluang".

Beberapa peluang bisnis yang dapat dilakukan maksimal di tengah wabah pandemic Covid-19 di antarannya yaitu:

Munculnya Peluang Bisnis Online Baru (E-Businnes)

Kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi, memungkinkan adanya peluang besar membangun bisnis sacara online yang besar. Seiring dengan berkembangnya waktu, dimana teknologi akan semakin berkembang. Dan hal tersebut tentunya dapat dimanfaatkan sebagai inovasu untuk mengembangkan bisnis yang semakin besar.

Di antara peluang bisnis di era revolusi 4.0 antara lain adalah bisnis jual beli secara online dan on demand servise (contohnya aplikasi Grabfood, Gofood dan Gosend)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun