Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Menjadi Perfeksionis Itu Baik?

4 April 2022   17:03 Diperbarui: 4 April 2022   17:12 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kita semua mengetahui bahwa manusia diciptakan sebaik-baiknya.. Dan dari nikmat tersebut, manusia diharuskan untuk memberikan yang terbaik sebagai apresiasi atas nikmat yang diberikan oleh tuhan. Akan tetapi, pernahkah berpikir bahwa memberikan yang terbaik tidak harus melukai diri sendiri? Pernahkah berpikir bahwa memberikan yang terbaik tidak harus menjelekan orang lain?

Beberapa pertanyaan tersebut kemudian akan saya tuangkan didalam tulisan ini. Maka jangan lupa baca sampai akhir ya gais!!!

Nah pada tulisan kali ini, saya akan mengupas informasi terkait salah satu sifat yang ada di dalam karakter manusia yaitu sifat perfeksionis. Tulisan ini nantinya akan merupakan mengupas secara dasar pengertian, pola perilaku dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar perfeksionis

Oke sebelum ke pembahasan, saya akan mengajak pembaca untuk berandai-andai sejenak

"coba bayangkan apabila semua orang menginginkan menjadi yang terbaik?" Bayangkan juga, jika kesempurnaan menjadi patokan seseorang untuk berbuat baik. Memang secara positifnya bagus, karena meskipun manusia bukan manusia sempurna akan tetapi bukan berarti tidak bisa berusaha memberikan yang terbaik. Akan tetapi, jika sifat tersebut tidak dikelola dengan baik tentu menjadi bumerang bagi diri sendiri yang akibatnya jadi malas hidup akibat banyaknya beban pikiran.

Sebagaimana sebuah kutipan yang pernah saya baca bahwa "sebenarnya manusia itu mampu, akan tetapi yang membuat ia ragu adalah pikirannya sendiri" 

Jadi, hal yang dikontrol dalah pikiran merasa tidak puas dan mengharuskan untuk selalu sempurna. Tak jauh bedanya dengan perfeksionis. Perfeksionis adalah sebuah karakter kepribadian yang ditunjukan seseorang striving for gratness atau flowlesness atau tanpa gagal dan selalu seting high pefofoma personality standar, critical evaluation (sangat konsen terhadap yg orang katakan). Orang yang memiliki sifat perfeksionis biasanya emosional karena perfecsionis sifatnya dimensional

Orang yang perfeksionis itu memiliki mindset high goal sehingga sense yang dibangun adalah fear rejection, atau selalu merasa tidak puas. Dan mereka memiliki standar tinggi (high achiver) dalam mengerjakan sesuau untuk mencapai apa yg ia inginkan. Ia juga lebih kritis terhadap dirinya sendiri sehingga dapat menemukan kesalahan sekesil apapun di dirinya. Dan orang yg perfectionis memiliki intuisi emosional yang tinggi terhadap standar mereka sehingga tidak mau mengecewakan orang lain dan berusaha sebisa mungkin semua pekerjaan dikerjakan oleh dirinya.

Perfeksionis dan egois tidaklah sama. Seringkali keduanya disamakan akibat sama-sama lebih mementingkan dirinya sendiri. Perfeksionis menuntut seseorang untuk berusaha sempurna dari segala aspeknya demi memberikan perilaku dan hasil yang terbaik. Sedangkan egois meyakini bahwa segala sesuatu yang ada menuntut segala sesuatu akibat dirinya sehingga memunculkan sifat ke akuan. Biasanya egois mengincar segala sesuatu yang menguntungkan dirinya tanpa memikirkan orang lain. Meskipun kesamaan keduanya adalah memiliki kesamaan idealisme yang menuntut kesempurnaan diri untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya.

Nah, ternyata perfeksionis juga memiliki beberapa jenis, yaitu :

  • Self Orientik : Orang yang fokus pada dirinya sendiri. Golongan ini mengharuskan untuk tampil sempurna dihadapan orang lain sehingga make to be perfect person.
  • Other Orientik : Fokus yang dibangun adalah berdasarkan standarisasi orang lain. Ia membangun mindset of characteristic yang dimiliki orang lain sehingga standar yang dikejar adalah orang yang ingin ia tuju
  • Sosially prescib : Adanya pengakuan orang lain terhadap dirinya menjadikan standarisasinya adalah pengakuan terhadap orang lain

Berdasarkan The Mighty, ia mengungkapkan tipe-tipe perfeksionis, yaitu :

  • The People Pleaser : Berusaha memenuhi ekspektasi dan harapan orang lain. Tipe ini seringkali membuat kebahagiaan orang lain menjadi standasisati high goalnya sehingga sering melupakan kebahagiaan dirinya sendiri
  • The Former Gifted Kid : Dilabeli anak yang istimewa. Tipe ini merupakan labelling terhadap seseoang yang memiliki kemampuan lebih sehingga mengharuskan dirinya untuk terus menjadi istimewa dalam capaiannya.
  • The Stress Junkie : Tipe ini merupakan workaholic atau ambisius dalam mengejar sesuatu. Ia selalu membuat kegiatan atau pekerjaan yang membuat waktunya tidak terbuang sia-sia sehingga menempatkan dirinya sebagai orang yang super sibuk. Negatifnya adalah tipe ini seringkali kurang apresiasi terhadap pekerjaan yang ia lakukan setelah aktifitas yg begitu melelahkan.
  • The Secret Perfeksionis : tipe ini merupakan tipe yang tidak begitu memandang penilaian orang lain terhadap dirinya. Ia akan selalu menggrowth up dirinya dengan kapasitas emosional dan pola pikir sehingga menjaga metabolisme tubuhnya dan mentalnya
  • The Mom Friend : Sebagaimana namanya, tipe ini memposisikan dirinya menjadi sesosok ibu yang selalu siap menyiapkan kemungkinan kemungkinan baik ataupun buruk yang akan terjadi, sehingga ia lebih prepare terhadap dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun