Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Memperingati Kematian Munir: Pemantik Obor yang Tak Pernah Padam

10 September 2021   19:14 Diperbarui: 10 September 2021   19:16 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memperingati kematian Munir bukan berarti merayakan kepergian Munir dengan suka cita. Memperingati kematian Munir berarti mengingat kembali bagaimana kontribusi dan perjuangan sosok Munir sebagai pegiat HAM yang dibunuh secara terencana yang sampai saat ini masih belum diungkapkan dalang pembunuhan nya.

Munir bukanlah sosok malaikat ataupun Tuhan yang selalu di bangga-banggakan, Munir hanyalah seorang manusia biasa yang lahir di sebuah desa kecil di Jawa timur yang memiliki sebuah cita-cita besar untuk menolong dan membantu sesama manusia terlebih kasus-kasus kemanusiaan di Indonesia. 

Memang, Munir bukan lah seorang pahlawan kemerdekaan seperti Bung Karno maupun Bung Hatta. Akan tetapi, Munir adalah sosok pahlawan dihati para pegiat HAM. Munir adalah semacam ruh, pemantik dan obor perjuangan bagi para aktivis kemanusiaan

KELAHIRAN MUNIR

8 Desember 1965, Disebuah desA bernama Batu di daerah Malang - Jawa Timur, Lahir lah seorang anak laki-laki keturunan Arab dan Jawa yang bernama Munir Said Thalib. Anak dari keturunan Bapak Said Thalib dan Ibu Jamilah ini merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Munir tumbuh dengan sederhana baik secara sikap maupun secara prinsip. 

Sejak masa sekolah, Munir bukan termasuk sosok murid yang menonjol dalam prestasi akademik, bahkan dikutip dari sebuah film karya Dhandy D Laksono yang berjudul kiri hijau kanan merah, pada masa SMP nya, Munir pernah menempati rangking 180 dari 200 siswa. Akan tetapi, sejak SMP ia sudah memiliki kemampuan diskusi yang baik. 

Kemampuan tersebut mendorongnya sampai pada masa perkuliahan ketika ia sangat aktif di dunia organisasi. kemampuan intelektualnya diasah dengan memasuki Asosiasi Hukum Indonesia, Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir, dan juga berproses di Himpunan Mahasiswa Islam. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

MENJADI SEORANG AKTIVIS

Munir lulus pada tahun 1989, ia memulai karier sebagai Aktivis HAM dengan menjadi relawan di LBH Surabaya. Selain itu, Munir juga pernah menangani dan mengadvokasi beberapa kasus HAM. Pada Masa orde baru, ia ikut serta dalam mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau yang dikenal dengan sebutan KontraS. 

Kala itu kondisi HAM di Indonesia sedang pelik-pelik nya sehingga menyebabkan Aktivis HAM mendirikan sebuah lembaga secara independen dan juga menangani kasus secara individu tanpa bantuan pihak lain. Tak hanya itu, Aktivis HAM juga menjadi incaran para militer dan pemerintah karena sangat lantang menyuarakan suara keadilan dan tindak kejahatan pemerintah. Oleh karena itu, banyak sekali tekanan yang dihadapi oleh aktivis HAM dalam menegakkan keadilan untuk rakyat.

Beberapa aktivis HAM pun menjadi incaran legit para penguasa untuk diculik, dibuang dan ditahan didalam penjara guna membungkam suara-suara yang tak seirama dengan pemerintah. Dan, Munir menjadi salah satu aktivis HAM yang menjadi target pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun