Mohon tunggu...
Rizki Ardi
Rizki Ardi Mohon Tunggu... Penulis - Manajer Koperasi (open to work)

Seorang yang belajar menjadi hamba Allah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Kita Harus Menjadi Paling Tenang

27 Juli 2022   13:02 Diperbarui: 27 Juli 2022   13:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

When life falling apart
When dream shattered
When adversity strikes
That's when you have to be the most calm

Pernah dengar pepatah "Nakhoda yang handal tak terlahir dari lautan yang tenang"?  Nakhoda yang tangguh lahir dari lautan yang penuh dengan badai dan topan. Beruntung sekali orang-orang yang Allah pilih untuk diguncang dengan berbagai ujian, cobaan, bencana. Entah itu badai yang tercipta karena kesalahannya sendiri, ataupun topan yang Allah buat untuk mengangkat derajatnya. Intinya, segala kesulitan, kepedihan, kegagalan sejatinya adalah hadiah dari Allah yang tidak Ia karuniakan pada semua makhluknya. Hanya Ia berikan pada makhluknya yang terpilih.

Berbahagialah engkau yang sekarang hidupnya hancur berantakan.
Berbanggalah kamu yang hari ini mimpinya diluluhlantakkan.
Dan tersenyumlah kalian yang saat ini ditimpa kesulitan dan kesedihan.

Guru saya pernah berkata "Semakin gelap, semakin terang". Semakin sulit keadaan, semakin cahaya Allah mudah untuk bersinar. Bukankah saat-saat tergelap di malam hari adalah saat-saat menjelang subuh. Dan bukankah subuh itu dekat dengan waktu terbitnya matahari?

Saat dimana seharusnya kita paling tenang bukan pada saat tidak adanya masalah. Justru saat kita seharusnya paling tenang adalah ketika diterpa tsunami masalah, ketika di tengah badai problematika kehidupan, ketika tersesat di gurun pasir ketidakpastian. Di saat itulah kita harus paling tenang. Dan disaat itulah ketenangan dapat ditemukan sejatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun