Mohon tunggu...
Rizki Ardi
Rizki Ardi Mohon Tunggu... Penulis - Manajer Koperasi (open to work)

Seorang yang belajar menjadi hamba Allah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sweet Americano

18 Juli 2022   15:31 Diperbarui: 18 Juli 2022   15:35 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bagi penggemar kopi, tentu judul diatas bermakna berlawanan. Americano adalah kopi pahit, jika manis maka ia tidak disebut kopi americano. Pertanyaannya, bagaimana membuat americano menjadi manis dengan tetap mempertahankan jati diri kopi tersebut? Jawabannya bukan di rasa kopi nya, jawabannya ada di lidah sang peminum. Bagi penikmat kopi, meskipun lidah berkata pahit, namun otak mengucap manis. Bagi penikmat kopi, 'manis' itu bukan di lidah, bukan di gula. 'Manis' itu ada di kekhasan cita rasa. Dan manisnya hidup bukan pada tiadanya kesusahan atau nihilnya kesulitan. Manisnya hidup justru ada pada kesusahan, kesulitan, dan kesedihan. Seorang bijak pernah berkata 'Kehidupan bukan dinilai pada apa yang terjadi padamu, tapi pada bagaimana kamu menyikapinya.'


Dari americano kita bisa belajar untuk menikmati nikmatnya kepahitan. Tak perlu menambah gula pada americano untuk membuatnya nikmat. Tak perlu membuatnya menjadi manis. Cukup rasakan pahitnya, nikmati pahitnya, percayalah kelak kau akan terbiasa kemudian menikmati apa yang orang lain tak sanggup nikmati. Begitupun di kehidupan, bukan misi utama kita untuk membuatnya menjadi manis dan sukses. Misi utama kita adalah menikmati dan mensyukuri apapun yang kehidupan beri pada kita. Entah itu 'pahit' atau 'manis'. Sampai nanti kita akhirnya tersadar bahwa pahit dan manis itu tidak menjadi masalah, karena kenikmatan bukan ada di lidah tapi di pikiran, begitupun ketenangan, kebahagiaan bukan terletak pada kondisi hidup tapi pada kondisi hati.


Kamu boleh jadi seorang yatim dan piatu, atau anak broken home, atau seorang yang pernah dikhianati, apapun itu. Dan aku tahu itu pahit, semua orang tahu itu pahit... Di permukaannya. Tahukah kamu, Allah seolah berkata padamu 'temukan apa yang ada di balik permukaan, temukan maknanya.' Temukan manis dibalik pahitnya hidup. Temukan ketenangan dibalik carut marutnya kehidupan. Temukan hadiah yang Allah sembunyikan untukmu. Dan kamu harus berbesar hati jika ternyata hadiah itu bukan berbentuk jalan keluar, solusi, kesuksesan, atau apapun yang otak kirimu pikirkan. Hadiah itu bisa jadi berupa kesabaran, penerimaan, keikhlasan, dan hal-hal tak kasat mata. Hal-hal yang tak terlihat manusia namun bercahaya begitu terangnya disisi Tuhanmu.


Aku tahu ini mungkin terlalu berlebihan, terlalu menyederhanakan masalah, oversimplified. Aku tahu pahit ya pahit, getir ya getir, sedih, sakit, depresi. 'Dengan cara apa aku bisa menikmatinya?' begitu suara hatimu berteriak. Bertanya dan meminta tolong pada dunia diluar dirimu, padahal hati terdalammu sudah membisikkan bahwa jawabannya ada di dalam diri. Memang dunia batin dan pikiran sulit dimengerti, abstrak, tak terlihat. Kalau seperti itu yang kau pikirkan. Maka cobalah meneguk secangkir americano dan habiskan. Jika kau tidak mampu menghabiskannya dalam satu menit, cobalah dalam 10 menit, atau 1 jam. Pelan-pelan kau minum kepahitan itu, yang pada akhirnya akan habis. Yang pada akhirnya kamu akan terbiasa. Yang pada akhirnya kamu nikmati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun