Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Inilah Budaya Korea Selatan yang Patut Ditiru Selain K-Pop

23 April 2019   22:55 Diperbarui: 23 April 2019   23:08 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukan hanya karena menghabiskan sebagian besar waktu di sekolah, sepulang sekolah para pelajar di Korea Selatan diharuskan untuk mengikuti bimbingan belajar dimana di Indonesia mengikuti bimbingan belajar hanyalah sebuah pilihan. Berbeda dengan para pelajar di Indonesia yang menghabiskan waktu setelah pulang sekolah dengan nongkrong di tempat-tempat yang kekinian dengan spot foto yang bagus untuk di posting di akun media sosial mereka masing-masing.

Hal lain yang seharusnya diikuti oleh para pelajar di Indonesia adalah guru sangat dihormati di Korea Selatan. Berbeda hal dengan Indonesia yang memiliki banyak kasus, dimana para guru kurang dihormati bahkan para murid sampai melakukan kekerasan terhadap gurunya. Sebaliknya, para guru di Korea Selatan masih memberikan hukuman fisik kepada murid-murid yang melanggar aturan. 

Tentu saja, sebagai negara maju sekolah-sekolah di Korea Selatan juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendorong para muridnya untuk lebih mudah dalam melakukan kegiatannya saat jam sekolah. 

Fasilitas sekolah yang diberikan termasuk kantin yang menyediakan makan siang untuk para murid, makanan yang disediakan setiap harinya pun berbeda karena kualitas makanan yang disajikan harus higienis dan sehat. Sedangkan di Indonesia sekolah memang menyediakan kanting namun para murid harus membayar sendiri makanan yang mereka makan.

Alasan lain yang menjadi pemicu para pelajar di Korea Selatan bersaing dengan ketat adalah karena ujian masuk universitas yang dilakukan satu tahun sekali tepatnya pada bulan November. 

Tidak seperti di Indonesia yang memiliki kesempatan 3 kali seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi. Karena ujian masuk universitas hanya dilakukan satu tahun sekali, para pelajar sangat menaruh harapan pada ujian ini bahkan ujian ini menjadi penentu masa depan bagi para pelajar di Korea Selatan. Karena mereka mengedepankan kualitas dari universitas yang akan mereka masuki, hal ini juga menjadi penentu di masa depan jika mereka ingin mencari pekerjaan.

Ketatnya persaingan antarpelajar di Korea Selatan memang membuat para pelajar seringkali mengalami stres berat, bahkan kasus bunuh diri seringkali terjadi akibat dari stres yang dialami tersebut. 

Namun, dibalik pengorbanan yang telah dilakukan pasti akan ada hasil yang sepadan dengan pengorbanan tersebut. Melalui hal yang sudah dipaparkan di atas, kita bisa mengetahui bahwa para pelajar di Korea Selatan sangat menjunjung tinggi budaya belajar. 

Mereka bahkan rela menghabiskan waktu di sekolah dan kehilangan waktu bermain untuk mempersiapkan masa depan mereka. Tentu saja hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari para orang tua yang senantiasa membimbing dan mendampingi para anaknya untuk terus menekuni belajarnya.

Semoga dengan artikel ini, para generasi millenial di Indonesia dapat mengambil hal-hal positif dari adanya Hallyu atau Korean Wave. Bukan hanya dari segi gaya yang ditampilkan oleh sang idola, semoga para K-POP Lovers yang sebagian besarnya generasi millennial mengikuti budaya belajar yang ada di Korea Selatan. 

Untuk murid-murid diluar sana, semoga bisa untuk lebih menghargai guru, karena guru memiliki jasa yang tak bisa kita ukur dengan materi dan tanpa seorang guru kita tidak akan bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun