Mohon tunggu...
Rizki Ararhman
Rizki Ararhman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya adalah seorang mahasiswa aktif di kampus UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Fakultas Ekonomi Jurusan Perbangkan Syari’ah

‘’ Beri aku 1000 orang tua niscaya akan ku cabut semeru dari akar-akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia’’ (Ir. Soekarno) Mahasiswa adalah adalah mereka para pemuda pemudi mereka juga agen perubahan; melalui pengetahuan dan aksi, mereka membentuk masa depan bangsa. Kepemimpinan dimulai dengan keberanian untuk bermimpi dan berani mengambil tindakan, bersama kita maju, bersama kita bisa!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuasa Sang Semimpin, KKN di Era Jokowi

29 November 2024   14:48 Diperbarui: 29 November 2024   14:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Era Jokowi: Realita atau Sekadar Cerita?

Ngomongin soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), topik ini kayaknya nggak pernah basi buat dibahas, apalagi kalau kita tarik ke era pemerintahan Presiden Jokowi. Banyak yang bilang kalau Jokowi punya niat buat memberantas KKN sampai ke akar-akarnya. Tapi ya, kenyataan di lapangan sering banget nggak sesuai sama harapan. Jadi, yuk kita kupas tuntas gimana sih sebenarnya KKN di zaman Jokowi ini---apa bener udah jauh berkurang atau malah masih sama aja kayak dulu?

Jokowi dan Komitmen Anti-KKN

Sejak awal kepemimpinannya di tahun 2014, Jokowi udah tegas ngomong kalau dia pengen Indonesia bersih dari korupsi. Salah satu langkah konkretnya adalah memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam pidato-pidatonya, Jokowi sering banget menekankan pentingnya integritas dan transparansi, terutama di sektor pemerintahan. Tapi, ngomong doang kan gampang. Pertanyaannya, apa bener praktik KKN udah berkurang?

Jokowi juga sempat bikin gebrakan dengan menghapus beberapa izin yang ribet di pemerintahan. Tujuannya jelas, biar birokrasi jadi lebih simpel dan nggak ada celah buat pejabat main mata. Tapi, di sisi lain, kasus-kasus korupsi besar tetap aja muncul. Jadi, kayaknya langkah ini masih belum cukup nendang buat melenyapkan KKN.

---

Korupsi: Makin Canggih atau Masih Klasik?

Kalo ngomongin korupsi, era Jokowi nggak bisa dibilang bersih-bersih amat. Masih banyak pejabat yang ketangkep KPK gara-gara main suap, mark-up proyek, atau ngegelapin anggaran. Beberapa kasus besar yang bikin heboh di era Jokowi antara lain kasus korupsi e-KTP yang nyeret banyak nama pejabat besar, termasuk anggota DPR.

Yang bikin sedih, korupsi sekarang tuh kayak makin "modern." Kalau dulu korupsi kesannya kayak cuma soal amplop cokelat, sekarang bentuknya lebih canggih, kayak manipulasi proyek digital atau "jualan" data. Teknologi yang harusnya bikin pemerintahan lebih transparan, malah jadi alat baru buat korupsi.

Lucunya, meskipun KPK masih aktif ngerazia pejabat-pejabat nakal, ada yang bilang kalau lembaga ini sekarang nggak setajam dulu. Perubahan undang-undang KPK yang terjadi di 2019 bikin masyarakat jadi mikir, "Eh, ini KPK beneran diperkuat atau malah dilemahkan?"

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun