Mohon tunggu...
Gaya Hidup Pilihan

Jadikanlah Pekerjaanmu Sebagai Pengangkat Derajat Orang Tuamu

23 Oktober 2016   19:03 Diperbarui: 23 Oktober 2016   19:19 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTU Sektor Pembangkitan Asam Asam

Anugrah terindah yang telah Tuhan berikan padaku ialah menjadi pegawai BUMN “PT. PLN (Persero)”. Sujud syukur atas nikmat yang telah aku raih selama ini, kini membuahkan hasil yang sangat menggembirakan bagi keluargaku. Ya, bagiku keluargaku adalah prioritas utamaku. Membahagiakan mereka adalah kewajiban utamaku sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Betapa besar rasa cintaku pada mereka dan kebahagianku hanyalah untuk mereka. Tak ada yang dapat menggantikan posisi mereka dihatiku.

Dukungan serta doa dari keluarga inilah yang memotivasiku agar terus maju meraih impianku. Senyuman dari mereka selalu aku bayangkan ketika aku sempat tak percaya diri dalam menghadapi tahap demi tahap tes yang dilaksanakan pada waktu itu. Aku sedikit trauma, ketika ketakutan menghantui pikiran-pikiranku bahwa akan adanya kegagalan yang akan terjadi kembali karena kutahu telah berulang kali dalam hidupku gagal meraih pekerjaan yang diimpikan.

Saat itu, aku benar-benar berada pada titik terendah dalam hidup. Semua orang menjauhiku, bahkan memandang rendah diriku, tapi tidak untuk keluargaku. Saat aku berada diposisi ini, aku semakin mengetahui betapa besar rasa cinta mereka padaku. Saat aku mengalami kegagalan mereka tak memandang rendah diriku ataupun kecewa padaku. Aku tahu, jauh dari lubuk hati keluarga, mereka sangat mengharapkan keberhasilan ini. Walau sebelumnya usahaku untuk membahagiakan mereka amatlah besar, tapi semua usahaku gagal. Dukungan serta doa tak henti-hentinya mereka panjatkan untuk kesuksesanku meski berulang kali juga aku tlah mengecewakan mereka, tetapi inilah yang membuatku bangkit dari keterpurukan selama ini. Berjuang, bekerja keras, dan membulatkan tekad, sampai akhirnya Tuhan mengabulkan doa kami, doa yang selama ini aku impikan, yaitu lulus menjadi pegawai PT. PLN (Persero) angkatan 42.

Betapa bahagianya keluarga mendengar kabar baik ini. Semuanya ikut merasakan kebahagian yang aku rasakan. Rasa haru, tangis kebahagian serta rasa syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kepada-Nya. Tuhan, engkau berikan kepadaku pekerjaan yang kini telah menjadi tujuan hidup untuk membahagiakan keluargaku. Semoga dengan pekerjaan ini, membuatku dapat mengangkat derajat orangtua. Kutahu, aku terlahir dari keluarga sederhana. Sudah kewajibanku mengangkat derajat mereka, sehingga orang lain tak memandang rendah kami lagi karena keadaan perekonomian keluarga.

Kemudian waktu berlalu dan tibalah waktu penerbitan Surat Keputusan penempatan pekerjaanku. Disaat aku menerima lembaran SK kemudian membacanya, tetes air mata mengalir dipipiku. Air mata ini benar-benar sudah tak terbendung lagi, ketika penempatan pekerjaanku tertuju pada pulau Kalimantan tepatnya di Kalimantan Selatan yaitu di Sektor Pembangkitan Asam-Asam. Sejenak aku terdiam membayangkan betapa jauhnya pulau Kalimantan, sedangkan aku sendiri tinggal di pulau Sumatera tepatnya dikota Palembang. 

Betapa aku mencintai kota ini, kota kebanggaanku, kota kelahiranku. Sungguh amat sedih kurasakan ketika akhirnya aku akan meninggalkan kota tercinta ini. Ternyata Tuhan berkehendak lain, mungkin inilah tempat terbaik yang telah Tuhan berikan padaku, karena Tuhan maha tahu segala yang terbaik untuk umatnya.

Tibalah saat kepergianku kedaerah penempatan bersama teman-teman angkatanku PLN 42. Rasa sedih menyelimuti kepergian kami, tangisan air mata keluargaku mengantar kepergianku. Sungguh berat meninggalkan mereka, orang-orang yang sangat aku cintai, tetapi ini harus kujalani karena ini untuk kebahagian mereka. Aku tahu bahwa akulah tulang punggung keluarga, maka merantau adalah pilihan yang utama. Memang benar perkataan orang tua terdahulu, bahwa merantaulah agar kita mengetahui makna penting keluarga. Ketika kita jauh dari keluarga, kita akan tahu betapa mereka sangatlah menyayangi kita.

20161023-003941-2-580ca1266123bd12048b4567.jpg
20161023-003941-2-580ca1266123bd12048b4567.jpg
Kini sudah 2 tahun berlalu. Telah menjadi kebanggaanku bekerja di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Asam Asam. Rasa syukur atas keberhasilanku selama ini aku tunjukkan dengan cara kujalani pekerjaanku dengan penuh semangat, walau terkadang rasa bosan dan lelah sering kudapati. Kutahu hidup merantau sangatlah membosankan apalagi hidup sebagai bujangan. Mencuci, menyetrika pakaian dan menyapu sudah terbiasa kujalani sendiri, bahkan mencari makanan yang enak pun sulit didapatkan di daerah ini. Seringkali aku mengeluh membayangkan betapa bahagianya bila aku bekerja di kota kelahiranku sendiri. Bisa dekat dengan keluarga, berkumpul bersama keluarga, dan menghabiskan waktuku bersama keluarga. Sungguh aku benar-benar sangat merindukan momen itu

Walau kesedihan sering kali hadir disaat aku merasa kesepian karena jauh dari mereka, tetapi ini membuatku mengerti bahwa semakin jauh tanah rantauan, semakin diriku jarang pulang, dan semakin terasa berharganya bisa pulang ke kampung halaman. Engkau akan menghargai detik demi detik waktu yang kau lalui bersama keluarga ketika pulang kerumah dan yang pasti kau akan lebih menghargai betapa berharganya keluarga.

Sebagai karyawan PT. PLN (Persero), suka duka tersebut pasti selalu akan kita alami. Tetapi yakinlah akan ada pelangi setelah hujan. Bahwa setiap tetes keringat yang kita keluarkan, maka itu akan bernilai ibadah dimata Tuhan. Setiap anggota tubuh yang engkau gunakan untuk bekerja kelak akan menjadi saksi dihadapan-Nya. Maka dengan bekerja kita akan menjemput rezeki yang halal sebagai nafkah untuk kehidupan keluarga.

Demikianlah perjuanganku menjadi pegawai PT. PLN (Persero). Semua yang telah digariskan oleh-Nya adalah yang terbaik bagi hamba-Nya. Tugas kita sekarang adalah memegang amanah yang diberikan kepada kita dan bekerja dengan sebaik mungkin. Pada dasarnya, semua pekerjaan itu baik, asal itu tidak melanggar perintah agama. “Jadikanlah pekerjaanmu sebagai pengangkat derajat orang tuamu”. Walau pekerjaanmu dibilang biasa saja, meski orang lain menilai pekerjaanmu bukanlah sebuah profesi yang berkelas, yang penting Tuhan meridhoi itu sudah lebih dari cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun