Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pukul Sepuluh Malam

21 September 2020   14:48 Diperbarui: 21 September 2020   14:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Baladena.ID

Tepat pukul sepuluh malam, kepulan dingin mencengkeram kehampaan; teras rumahmu adalah tempat orang berlalu-lalang dengan kendaraan mereka.

Aku berhenti dan menengok ke arahmu.

Kau menjauh; memikul karung dan membenamkan diri dalam kegelapan.

Sementara itu, di sebagian yang lain, kudengar keramaian tersekat antara satu dengan yang lain.

Berbicara panjang mengenai harga kopi di kafe bar terkenal; brand makanan; distro; kleb malam; tren penampilan; dan segala hal penciptaan ketiadaan menuju rangkaian kebutuhan buatan.

Di sudut lain; di tempat yang remang-remang dan nyaris sepi, aku tak membayangkan dirimu hadir tersenyum padaku.

Mata binar yang terpantul sinar megah lampu universitas itu nampak tak berarti dalam hidupmu.

Kini akhiri saja perjumpaan kita.

Membuka akhir dalam perjumpaan yang lain; mengenakan peran yang berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun