Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melankolia

4 Maret 2020   00:44 Diperbarui: 4 Maret 2020   00:44 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: www.tulungagungtimes.com

Masing-masing dari kita tunduk terhadap kepatuhan yang berbeda;

Kau tunduk pada tanda-tanda; makna yang ada di balik barang-barang yang kau temukan dalam gedung-gedung mall; maupun lapar yang kau berantas dalam restoran cepat saji yang bergengsi.

Sedangkan aku terseok-seok di separuh perjalanan menuju tempat peristirahatan, tanpa harus kembali merasakan kedirian yang tak diperlukan.

Orang-orang memperlakukan dirinya sebagai komoditas; dirinya menjelma menjadi benda-benda, sahabatnya menjadi benda jua.

Manusia, menjadi makhluk tak berarti, yang mengabulkan keinginan dan tujuan kepada keseakanan dan kemungkinan yang berasal dari luar dirinya; kita hina dan terasing.

Kita tak percaya pada hasil yang ditimbulkan oleh kekuatan diri; kita lebih percaya pada tanda-tanda yang ada di badan barang-barang, benda-benda, dan semua yang melekat pada objek; sebagai pribadi kita yang baru, yang hanya mengangkat diri melalui pemaknaan dan narasi palsu.

Kita tersingkir dari pengendalian diri; masing-masing diri kita bergantung pada sesuatu yang berbeda: kau yang dikendalikan hasrat kepemilikan dan kepuasan; dan aku yang dikendalikan oleh sebuah bisnis baru; bisnis ego dan toleransi frustrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun