Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Selayang Pandang pada Pengharapan dan Kenyataan

7 Januari 2020   23:55 Diperbarui: 8 Januari 2020   04:13 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: The Undaunted Dandelion Project (1) oleh Kathrin Honesta

Tepat di persimpangan, aku dipertemukan dengan sepi yang mencekam. Kutelusuri lorong-lorong suasana, dan waktu; yang kutemukan hanya gunung yang diselimuti maya biru. 

Sorot bayanganmu terbiaskan oleh cahaya terik, hingga aku terpekik, pada macam-macam kenyataan pelik.
Kita berada dalam komedi keindahan, selaras dengan kejauhan yang memperindah pemandangan.

Namun keindahan telah buram oleh asap-asap kendaraan, debu-debu jalanan, dan semua kebudayaan destruktif yang memprihatinkan. Keserakahan dan kedamaian saling meniadakan; kerusakan oleh nafsu peperangan; kau dan aku meniadakan kejujuran, pada perasaan. 

Kabut puitis, dan malam-malam mistis, menemukan kita di antara dialog dan polemik; hujan menghukum kita, pada selayang pandang, dan memaksa untuk dipertemukan.

Beginilah kita; sebagai pengembara dan bayangannya, raga dan kejiwaannya. Tersesat, tersekat, berharap dekat dan melekat. Hingga akhir dunia kita terhempaskan, oleh bencana dan peperangan, oleh peradaban tak berkebudayaan, cinta kita berdiri tegak, di antara kemungkinan dan ketidakpastian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun