Mohon tunggu...
Rizki Muhammad Iqbal
Rizki Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Suka makan ikan tongkol

Hari ini adalah besok pada hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Membasuh Harapanku

2 Januari 2020   01:35 Diperbarui: 2 Januari 2020   01:34 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

::
Pada titik ini, aku tidak akan menahan napas lega--terlebih soal apa yang kurasa.
Ada hari di mana resistensi terhadap belukar yang menghadang, cinta yang meradang dan kadang, bahkan jarang.
Ada hari di mana aku dihantui oleh perasaan seram, ketimbang melankoli paling hitam; langit kosong tertunduk muram.
Aku menjelajahi dunia gila millenia, lampu-lampu sorot, hujan dan jalan; telah terperangkap seutas keraguan pada hatimu, kadang, perasaanku mendadak berubah, berjarak, melesat ke depan.
Telah merebak semua harapan pada pandang yang hilang--semuanya berubah sejak makna kehilangan terselimuti pertemuan, dan kedatangan. Telah dituhankan sesosok keramaian melalui medium keangkuhan, berupa terompet dan pesta kembang api; hanya atensi, dan aku tak ingin peduli. Tak ada pesta kembang api, hanya ingatanku yang membawamu ke mari, kini, dan nanti.
Tak perlu validasi, langit kita telah mati dan lahir kembali. Bawalah seonggok cahaya yang riang datang ke mari, berembus bersama angin yang membawaku pergi; menemui cintamu melalui khusyuk kontemplasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun