Mohon tunggu...
Rizka Latifah
Rizka Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Menyukai dunia pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bermakna di Tengah Pandemi

29 Juli 2021   21:15 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:32 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 telah berdampak pada bidang pendidikan. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini tentu menjadi tantangan bagi semua pihak, baik guru, siswa, maupun orang tua siswa, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar. Mengapa siswa SD? Karena usia mereka adalah masa-masanya bermain, bertemu teman, dan masih membutuhkan bimbingan secara langsung ketika belajar. Ia tak bisa duduk diam mengerjakan tugas di depan layar gawai atau komputer portabelnya, kecuali dengan pendampingan dari orang tua.

Sejak diberlakukan tepatnya pada Maret 2020, Pembelajaran Jarak Jauh kebanyakan hanya dimaknai sebagai pembelajaran daring, di mana guru memberikan tugas dan materi berupa gambar, video, atau narasi. Lantas, apakah tanggung jawab guru sudah selesai sampai di sana?

Rizka Latifah, seorang mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia mencoba menggali lebih dalam tentang pembelajaran yang bermakna melalui program KKN Tematik UPI 2021. Ketika ia melaksanakan KKN di SDN 024 Coblong, ia mendapatkan ilmu dan juga pengalaman.

Ibu Hayati selaku pengawas SDN O24 Coblong, selalu menekankan agar guru hendaknya tidak menuntut ketercapaian kurikulum, karena syarat pembelajaran yang bermakna adalah kemerdekaan guru dan peserta didik dalam menentukan tujuan dan cara belajar yang efektif. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan kembali perencanaan pembelajaran yang dibuat.

Beliau mengatakan, "Guru seringkali dibuat pusing dalam pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal guru dapat membuat RPP yang ringkas, tidak bertele-tele, dan tidak harus membuat setiap hari. Bisa satu RPP untuk satu minggu."

Melalui Ibu Hayati, Rizka mendapat pencerahan bahwa membuat RPP tidak sulit. Ia memahami bahwa tujuan pembelajaran haruslah kontekstual, sehingga tugas yang diberikan guru menyesuaikan dengan keadaan pandemi saat ini serta memudahkan siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar dan kegiatan sehari-hari.

"Saya belajar banyak dalam membuat RPP dan silabus. Dulu kalau dapat tugas bikin RPP, saya harus membuat berlembar-lembar dengan berbagai aturan yang baku. Tapi sekarang sudah tidak begitu." Ujar Rizka.

Selama KKN di SDN O24 Coblong, Rizka dibimbing oleh dua orang guru kelas 5, yaitu Ibu Rovi dan Ibu Nensih. Rizka diajak secara langsung oleh Bu Rovi untuk mengunjungi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran Jarak Jauh memang tidak serta merta diartikan sebagai pembelajaran daring. Akan tetapi, jika memang diperlukan, pembelajaran dapat dilakukan tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Inilah pembelajaran yang bermakna di tengah pandemi. Guru memperhatikan dan peduli terhadap keadaan setiap anak didiknya. Rizka merasa bersyukur mendapat pengalaman berharga melalui kegiatan KKN Tematik UPI di SDN 024 Coblong. Terlebih dengan keramahan semua pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sana.

Penulis: Rizka Latifah

KKN Tematik UPI

Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun