Mohon tunggu...
rizkaita
rizkaita Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca, penulis, dan kawan seperjalanan

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jaga Bumi yang Cuma Satu, karena Hanya Kita yang Mampu

6 September 2022   08:08 Diperbarui: 6 September 2022   08:19 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Data Sampah di Indonesia (dok. Materi presentasi Annie Wahyuni)

Halo, kamu! 

Kalau dalam hati kamu membalas sapaan saya, terima kasih, ya. Tandanya kita sama, manusia. Bagian dari populasi mamalia terbesar yang ada di dunia. Baik, manusia dari (atau bisa berbahasa) Indonesia lebih tepatnya. 

Tahun ini, kira-kira ada 7,2 milyar manusia yang menempati bumi ini. Data ini saya dapat dari manusia lain, pak Budi Rahardjo namanya. Kami berkenalan secara daring lewat acara Danone Community Engagement Day (DCED) 2022, lalu. Saya akan ceritakan tentang beliau lain kali. 

Mari bahas dulu populasi sesama kita yang terus bertambah secara pasti. 

Saat ini saja, jangan dulu bahas kasus kelaparan. Angka stunting atau kasus gagal tumbuh pada anak-anak di Indonesia saja masih sangat tinggi. Salah satu faktor utamanya? Gizi dari makanan. Aneh kan, makhluk bumi tapi gagal tumbuh di tempatnya sendiri?

Bahkan di tanah yang katanya tanah surga. 

Manusia Terlalu Banyak Makan Tanah

Tanah yang tak lagi bisa menumbuhkan benih mengancam sumber gizi, dari mulai serat sampai protein yang manusia makan. Hewan-hewan yang paling banyak dikonsumsi sebagai sumber protein dan lemak saat ini kan juga harus diberi pakan dan tumbuh sehat dahulu sebelum dikonsumsi.

Fakta Dunia Pertanian (dok. presentasi Budi Rahardjo)
Fakta Dunia Pertanian (dok. presentasi Budi Rahardjo)

Mungkin saking berasanya surga, yang "dimakan" oleh banyak dari manusia Indonesia malah tanahnya. Lahan pertanian yang menghasilkan pangan, sekitar 30%-nya rusak. Belum alih fungsi jadi bangunan atau jalan. Lalu lahan penghasil bahan pangan dibuka lagi dengan cara  deforestasi hutan.

Bukan hanya luasan area tanahnya yang terus menerus dihabiskan. Praktik penanaman bahan pangan yang cenderung satu jenis atau monokultur juga mengikis kandungan mikroorganisme di dalam tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun