Mohon tunggu...
rizkaita
rizkaita Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca, penulis, dan kawan seperjalanan

Mari berbicara lewat barisan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mandiri Jogja Marathon, Cara Lain Menikmati Wisata dan Mendapatkan Tubuh yang Prima

21 April 2018   16:38 Diperbarui: 21 April 2018   19:35 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setengah jam sejak kategori terakhir dilepas, beberapa teman mengupdate status di Twitter yang menyatakan para pelari mulai melintasi garis finish. Saya yang sedang mengisi daya baterai ponsel langsung menuju ke sana tapi tidak dengan langkah yang terburu-buru. 

Sebab, pemandangan Candi Prambanan yang menjulang ditingkahi sinar matahari yang belum terlalu terik, membuat langkah saya melambat dan tersenyum-senyum sendiri saking kagumnya akan perpaduan hasil karya manusia yang dibuat pada zaman purba dengan lanskap Gunung Merapi dan rimbun hijau pohon dan rerumputan.

Komplek Prambanan (doc. Pribadi)
Komplek Prambanan (doc. Pribadi)
Pemandangan ini baru di dalam komplek Candi Prambanan, peserta Mandiri Jogja Marathon yang berlari sejak pagi melihat lebih banyak lagi. Karena semakin jauh jarak yang mereka tempuh, semakin banyak pemandangan alam khas pedesaan, komplek candi, dan atraksi budaya yang bisa mereka saksikan. 

Beberapa kesenian seperti Jathilan, Karawitan, dan Reog ini memang merupakan kerjasama antara pihak penyelenggara, yakni Bank Mandiri dengan warga sekitar untuk mengenalkan sekaligus melestarikan budaya yang ada.

Pelari pertama kategori full marathon, Jogja Mandiri Marathon 2018 (doc. pribadi)
Pelari pertama kategori full marathon, Jogja Mandiri Marathon 2018 (doc. pribadi)
Benar saja, beberapa menit setelah ketibaan saya di garis finish, pelari di kategori 10K  dan Half Marathon satu-persatu menyelesaikan perjuangan mereka. Sedangkan hampir seluruh peserta yang mengambil kategori 5K, sudah sampai lebih dulu dan menunggu teman-temannya di posisi yang tak jauh dari saya. 

Tak berapa lama, pelari pertama pada kategori Full Marathon melintas langsung di depan hidung saya. Ia menyelesaikan jarak 42 km dalam waktu 2 jam 21 menit saja! Tentu, pelari yang ternyata berkebangsaan Kenya ini, mendapat sambutan hangat dari penonton yang berkumpul di lintasan akhir. 

Salah satu finisher (doc. pribadi)
Salah satu finisher (doc. pribadi)
Peserta Jogja Mandiri Marathon bersantai setelah berkompetisi (doc. pribadi)
Peserta Jogja Mandiri Marathon bersantai setelah berkompetisi (doc. pribadi)
Meskipun tak bisa berpartisipasi langsung dalam wisata berbasis olahraga seperti ini, namun berbagai ekspresi pelari di garis finish membuat saya tertular bangga dan bahagia. 

Sebab, di kompetisi ini semua pelari bagi saya adalah pemenang yang mampu menantang diri sendiri menyiapkan tubuh dan pikiran jauh sebelum hari lomba, termasuk bertandang langsung ke Jogja (karena 80% peserta berasal dari luar kota dan mancanegara) di tengah hari sibuk mereka. 

Kemudian pada hari H harus bangun di pagi buta, berlari sekian kilometer, menahan tumpukan asam laktat di persendian yang membuat pegal dan lelah. Tak hanya itu, mereka yang kebanyakan datang dengan komunitas atau kelompok juga berhasil menahan ego dengan menyemangati satu sama lain, baik sebelum lomba dimulai hingga pertandingan selesai. 

Tapi sejauh yang saya tahu, tak ada yang menyerah. Seluruh peserta membiarkan medali yang dikalungkan panitia menggantung di dada hingga acara ini ditutup GAC, trio muda bersuara emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun