Mohon tunggu...
Rizka Edmanda
Rizka Edmanda Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer - Mom Blogger - Soon To Be Notary

www.rizkaedmanda.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Ibu

5 Desember 2020   12:10 Diperbarui: 5 Desember 2020   12:16 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan wanita hebat bernama ibu (Dokumen Pribadi)

Nasihat ibu inilah yang akhirnya seketika mengubah keadaan. Ibu dengan energi positifnya yang luar biasa kini membuatku sanggup mengubah cemoohan orang menjadi sumber kekuatan. Nasihat itulah yang selalu aku ingat kembali bila sewaktu-waktu aku jatuh atau dijatuhkan.

Tumbuh Berkarakter, Tumbuh Berprestasi karena Ibu

Hingga pada akhirnya, semua nasihat yang pernah ibu ucapkan menjadi kenyataan. Saat aku tumbuh dewasa, prestasi yang ku ukir jauh melampaui apa yang pernah orang-orang cemoohkan. Aku beberapa kali menjadi juara di kelas, bahkan menjadi mahasiswa berprestasi di tingkat fakultas. Aku mewakili Universitas dalam suatu program presentasi penelitian tentang pendidikan anti korupsi di salah satu Universitas terkemuka di Jepang. Aku menjadi duta lingkungan bagi kota kelahiranku pada tahun 2009. Aku menjadi duta pariwisata bagi provinsiku pada tahun 2011. Aku menjadi inventor sebuah karya aplikasi gim untuk pendidikan taat hukum bagi anak usia dini. Aku terus mengukir prestasi demi prestasi.

Aku mewakili Universitas untuk mempresentasikan penelitianku di Jepang (Dokumen Pribadi)
Aku mewakili Universitas untuk mempresentasikan penelitianku di Jepang (Dokumen Pribadi)

Aku bersama tim ekspedisi penelitian ilmiah UNTAN (Dokumen Pribadi)
Aku bersama tim ekspedisi penelitian ilmiah UNTAN (Dokumen Pribadi)

Aku menjadi mahasiswa berprestasi (mawapres) Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Dokumen Pribadi)
Aku menjadi mahasiswa berprestasi (mawapres) Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Dokumen Pribadi)

Rizka kecil yang dulu mereka panggil alien kini tumbuh menjadi Rizka yang lebih dikenal orang sebagai seorang model. Aku merebut mahkota pemenang favorit pada salah satu kontes kecantikan bergengsi di tanah air. Jika kuingat-ingat kembali masa kecilku dulu tak pernah terbayangkan bahwa aku akan punya rasa percaya diri sebesar ini. Jangankan mengikuti kontes kecantikan, maju ke depan kelas saja dulu aku ketakutan. Jangankan menjadi pemenang favorit, punya satu orang teman baik pun rasanya dulu sudah luar biasa bagiku.

Aku yang dulu mereka sebut alien, kini menjadi Puteri Indonesia. Semua karena ibu. (Dokumen Pribadi)
Aku yang dulu mereka sebut alien, kini menjadi Puteri Indonesia. Semua karena ibu. (Dokumen Pribadi)

Kini aku tak lagi menaruh dendam pada mereka yang mengolok-olokku dahulu. Justru berterima kasih karena cemoohan mereka telah menjadi motivasi. Motivasi untuk menjadi lebih baik. Motivasi untuk terus berprestasi. Pernah dalam suatu acara reuni dengan teman-teman semasa sekolah aku berjumpa dengan mereka yang dulu sering mengolok-olokku. “Wah, Rizka sekarang hebat ya. Kami tidak menyangka Rizka jadi Puteri Indonesia" kata orang-orang itu.

Aku tak menjawab, aku hanya tersenyum sambil berucap syukur. Semoga pujian itu tak membuatku besar kepala. Sebab aku sadar bukanlah aku yang hebat, melainkan ibu. Ibulah yang pertama kali mengajariku untuk berdamai dengan rasa minder dan sakit hati. Ibulah yang mengajariku untuk membalas perundungan dengan kebaikan dan prestasi. Ah, apa-apa yang kuraih selama ini pun bukanlah karena kehebatanku tapi karena rahmat Allah dan karena ibu.

Nasihat dan pola didikan yang ibu terapkan padaku adalah warisan terbaik darinya. Bagiku, ibu adalah perempuan paling berjasa. Bagiku Ibu adalah sekolah pertama. Pendidik ulung yang mengajariku banyak hal-bahkan yang tak pernah aku pelajari di bangku sekolah. Ibu menempaku untuk menjadi manusia yang kuat. Ibu membentuk karakterku dengan sedemikian rupa agar aku mampu menghadapi kerasnya dunia dengan sebaik-baiknya.

Menularkan Didikan Ibu, Pada Anakku

Sebagai seorang ibu aku pun berusaha membangun karakter positif pada anakku sejak ia berusia dini.  (Dokumen Pribadi)
Sebagai seorang ibu aku pun berusaha membangun karakter positif pada anakku sejak ia berusia dini.  (Dokumen Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun