Mohon tunggu...
Rizka Edmanda
Rizka Edmanda Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer - Mom Blogger - Soon To Be Notary

www.rizkaedmanda.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Teman Hati Setia di Balik Proses Kreatif dalam Berkarya

8 Januari 2018   07:02 Diperbarui: 12 Januari 2018   12:12 3221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Literasi dalam Era Industri Kreatif Zaman Now di Indonesia...

Industri kreatif kini tengah berkembang dengan begitu pesat. Bahkan, industri kreatif digadang-gadang akan menjadi sektor yang membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik di masa depan. Sebagai dua hal yang sama-sama lahir dari pemanfaatan daya cipta dan kreativitas, maka peran literasi baik dalam hal Bahasa, sastra dan kepenulisan tak dapat dipisahkan pula dari perkembangan industri kreatif  yang tengah pesat ini. 

Hal tersebut secara nyata dapat dibuktikan dengan pertumbuhan produk-produk industri kreatif berbasis literasi seperti buku, karya sastra, media massa baik cetak maupun portal media online, industri penerbitan baik penerbitan konvensional maupun digital, film, iklan, stand up comedy, serta program-program kreatif berbasis literasi lainnya yang kini marak muncul di tv. Bahkan, dapat dilihat pula hampir setiap subsektor industri kreatif non literasi seperti pasar seni, arsitketur, kerajinan, fashion, musik, permainan interaktif, kuliner,aplikasi digital dan riset juga tetap saja membutuhkan aspek literasi dalam hal pemasaran produk-produknya.

Begitulah adanya, hingga kini tak heran berbagai profesi dalam bidang literasi khususnya kepenulisan, apapun itu mulai dari writer, co writer,copy writer, ghost writer,  content writer, jurnalis, editor, sampai blogger menjadi profesi yang diminati karena cukup menjanjikan. Bagi sebagian orang, profesi ini tak hanya dianggap sebagai aktivitas untuk menyalurkan bakat dan hobi, tapi pula mendatangkan keuntungan yang bersifat materi.

Saya dan Literasi...

Meskipun belum bisa menganggapnya sebagai profesi, melainkan baru sekedar hobi yang mendatagkan rezeki, namun saya tetap harus berterima kasih pada dunia literasi yang saya kenal sejak beberapa tahun lalu, juga kepada ibu  saya, seorang guru Bahasa dan sastra yang telah berjasa memperkenalkan dunia literasi ini kepada saya. 

Dunia literasi, bagaimanapun telah mengantarkan saya pada panggung dimana saya dapat bebas menjadi siapa saja, telah memberi saya ruang untuk berkenalan dengan banyak teman-teman baru, telah pula mengantarkan saya pada media dimana hobi, bakat dan kreativitas ini tersalurkan, lebih dari itu dunia literasi telah pula mengantarkan saya pada rezeki-rezeki dan pada sebuah kesempatan berharga yang sejak beberapa tahun lalu hanyalah sekedar menjadi sebuah cita-cita, adalah ketika karya tulis saya dalam bentuk artikel blog dibaca oleh beberapa penulis favorit saya mulai dari Trinity, Agustinus Wibowo, sampai Dewi Lestari bahkan memenangkan beberapa kompetisi. dan pula ketika karya tulis saya di bidang penelitian ilmiah mengantarkan saya untuk menjejakan kaki di Negeri Sakura, Jepang beberapa tahun lalu. Tak hanya itu literasi, juga telah membawa saya pada kesempatan untuk muncul dalam beberapa program di TV. 

Karena telah “berjasa” mengantarkan saya pada banyak hal yang sangat berharga, dunia literasi khususnya kepenulisan ini tidaklah saya anggap sebagai arena main-main. Sebab itu, saya terus melatih diri, saya mulai menyediakan waktu khusus dalam seminggu untuk sekedar membuat 2-3 draft tulisan dalam rangka mengasah kemampuan. Saya mulai belajar untuk lebih jauh mengembangkan skill dalam berbagai gaya penulisan, sesekali membuat karya tulisan yang bersifat ilmiah, sesekali meperdalam teknik copy writing untuk membuat konten-konten iklan, sesekali pula menulis fiksi, opini bahkan puisi dan di waktu senggang menggarap blog pribadi atau konten di portal media online

Bahkan tak hanya itu, saya juga sedang banyak belajar skill-skill lain yang turut menunjang konten dan tulisan saya di blog seperti desain grafis, fotografi, animasi dan editing video, karena tak dapat dipungkiri, creative pople zaman now khususnya para content creator dan blogger dituntut untuk tidak hanya jago menulis tapi juga memiliki berbagai kemampuan lain agar mampu bersaing di era global, demi menciptakan konten yang tak hanya bermanfaat tapi juga menyenangkan untuk dilihat. Tak ingin tenggelam dan ketinggalan, maka dari itu saya tak pernah berhenti belajar.

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Kayu Putih Aroma, Sang Teman Hati Setia dibalik Proses Kreatif dalam Berkarya...

Disisi lain, sebagai manusia biasa yang tentu memiliki batas, saya sadar ada waktu-waktu dimana kejenuhan, mood yang buruk, lelah bahkan kondisi tubuh yang tidak fit, menjadi penghambat kreatifitas. Bila ini terjadi, saya tak serta-merta menyerah pada rasa frustasi, saya teringat pada kata-kata seorang penulis, pendakwah sekaligus pakar parenting Indonesia, Moh. Fauzil Adhim Para pemalas menggunakan mood sebagai alasan untuk tidak bertindak sedangkan para idealis mengendalikan mood untuk menghalau kemalasan. Kata-kata ini selalu menjadi motivasi, sebab dulu saya termasuk orang yang sering mengkambinghitamkan mood, ketika penghambat kreatifitas tadi datang menyerang.  

Karenanya, selain doa tulus dari ibu, kasih sayang suami dan segelas kopi,  saya pun butuh teman hati setia untuk mendukung saya secara penuh ketika mood menulis sedang turun dan penghambat kreatifitas tadi tiba-tiba datang. Kayu Putih Aroma adalah jawabannya. Sejak diperkenalkan Ibu pada sebotol minyak cajuput bernama cap lang pada beberapa belas tahun silam, saya mulai jatuh cinta pada minyak kayu putih ini. 

Sedari kecil, selain kehangatan pelukan ibu, kehangatan minyak kayu putih caplang juga telah menjadi candu. Sebab itu saya berbahagia sekali, ketika PT.Eagle Indo Pharma atau yang lebih dikenal sebagai Cap Lang membuat sebuah inovasi dengan menghadirkan kayu putih aroma beberapa tahun yang lalu. Sebagai sebuah Perusahaan Farmasi modern dan berpengalaman, sejak 40 tahun lalu Cap Lang memang selalu menghadirkan produk-produk farmasi dan kesehatan yang unggul dan inovatif bagi pelanggan, mulai dari balsam, minyak angin, natural oil, krim, minyak gosok, spray disinfektan, inhalersampai obat sakit perut. 

Minyak Kayu Putih Caplang, Balsem otot geliga, balsam lang, telon lang, minyak angin dan minyak GPU (gosok,pijat,urut) adalah sederet nama-nama produk kesehatan yang tentu sudah tak asing lagi di telinga kita. Keunggulan kualitas produk yang dikeluarkan, dibuktikan Perusahaan ini dengan setiap penghargaan yang berhasil diraih sebutlah ICSA, TOP BRAND, BEST BRAND, Pemecahan Rekor MURI dan lain sebagainya. Produk-produk yang dihasilkan oleh Caplang juga telah teruji klinis dan terdaftar secara resmi di BPOM sehingga tak perlu ragu lagi akan kualitasnya.

Kayu Putih Aroma Cap Lang adalah salah satu produk favorit saya dari sederet produk lain yang dikeluarkan oleh Perusahaan Farmasi kebanggaan Indonesia ini. Bagaimana tidak, aroma nya yang kekinian dan kehangatan khas minyak kayu putih yang sejak puluhan tahun lalu tak pernah berubah telah menjadi Teman Hati setia buat saya, dibalik proses kreatif pengerjaan berbagai karya. 

Pagi hari sebelum beraktivitas, kayu putih aroma greentea menjadi stimulus semangat pagi sebelum saya siap menyambut hari. Saat mood tiba-tiba buruk, entah karena PMS, kelelahan, atau  kejenuhan kayu putih aroma rose selalu menjadi andalan. Ketika sakit, vitalitas tubuh menurun, terserang flu ataupun demam, maka Kayu Putih Ekaliptus menjadi pertolongan pertama untuk membantu menyembuhkan. Dan dikala malam bila insomnia menyerang, Kayu Putih Lavender akan membantu saya untuk tidur lebih nyenyak dan beristirahat dengan tenang.  Oleh sebab itulah, saya memiliki semua varian kayu putih aroma dirumah, karena masing-masing varian memang memiliki fungsi dan aroma yang berbeda-beda. 

Dari semua ukuran produk Kayu Putih Aroma yang ditawarkan mulai dari ukuran 15ml, 30ml, 60ml, 120ml sampai 210ml, ukuran 60 ml adalah yang menjadi favorit saya, karena menurut saya ukuran ini paling pas dan easy to handle untuk dibawa kemana saja. Saya pun tak perlu cemas isi kemasan akan tumpah, karena kayu putih aroma dikemas dalam botol yang nyaman digenggam dan dengan tutupan fliptop yang aman. 

Soal harga saya tak perlu khawatir, karena kayu putih aroma bisa dibanderol hanya dengan beberapa belas ribu Rupiah saja. Sedangkan untuk pemakaiannya, kadang saya oleskan langsung di bagian-bagian tubuh seperti tangan, punggung, leher ataupun kepala atau menghirup uapnya dengan menggunakan USB Diffuser. Ini inovasi yang keren dari Minyak Kayu Putih, karena jika minyak kayu putih cajuput oil lazimnya hanya dipakai dengan cara dioleskan, maka Kayu Putih Aroma ini lebih moderen sebab bisa pula difungsikan sebagai aromatherapy. Jika sebagian orang-orang yang bekerja di sektor kreatif membutuhkan stimulus kreatifitas yang muluk, mahal bahkan berbahaya bagi tubuh maka bagi saya cukuplah Kayu Putih Aroma saja, sudah murah meriah, gampang dicari, bermanfaat bagi kesehatan pula.

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Setiap orang memiliki cerita masing-masing dibalik proses kreatif mereka dalam berkarya, dan dalam setiap proses kreatif yang saya lalui, selalu ada Kayu Putih Aroma sebagai Teman Hati yang setia. Nah, bagaimana dengan cerita dibalik proses kreatifmu? Jangan sungkan berbagi di kolom komentar ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun