Mohon tunggu...
Rizka Anjani
Rizka Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

carpe diem

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KLS SEAQIL & KKN Rekognisi UPI: Wadah Inovatif untuk Kontribusi Mahasiswa dalam Peningkatan Literasi

18 September 2021   16:29 Diperbarui: 18 September 2021   18:44 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMK Maritim Nusantara yang mengikuti KLS/Dokpri

Bandung -- Peringkat Indonesia yang berada di urutan 72 dari 77 negara berdasarkan hasil penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 lalu menunjukkan rendahnya nilai membaca siswa Indonesia. Padahal, literasi membaca merupakan kompetensi dasar siswa dan komponen penilaian Asesmen Nasional 2021. SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) sebagai lembaga yang memiliki peran strategis untuk membantu meningkatkan literasi siswa di Indonesia menyikapi hal tersebut dengan membuat sebuah program bernama Klub Literasi Sekolah (KLS).

KLS bekerja sama dengan berbagai pihak yang berperan dalam peningkatan literasi seperti sekolah, perguruan tinggi, Perpusnas, Badan Bahasa, komunitas literasi, partner media, dan lain-lain. Program ini melalui beberapa tahapan yakni persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan Unjuk Karya Nasional (UKN). Selain itu, adapula kegiatan tambahan berupa webinar dan kuliah umum bagi mahasiswa, siswa maupun guru. Selama pelaksanaan KLS di sekolah penggerak, mahasiswa berperan sebagai Mahasiswa Pendamping (MP) untuk membantu siswa terbiasa dengan kegiatan literasi dan menghasilkan produk sesuai peminatannya. Guru yang diutus menjadi Guru Pendamping (GP) oleh sekolah juga ikut membantu dan mengawasi pelaksanaan.

Salah satu universitas yang bekerja sama dalam KLS adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Mahasiswa UPI yang menjadi MP ditempatkan secara daring di berbagai sekolah penggerak dari Sumatera Utara sampai Sulawesi Selatan. Misalnya saja kelompok MP ditempatkan di SMK Maritim Nusantara yang berada di Sumatera Barat. Salah satu anggotanya adalah Rizka Anjani dari Pendidikan Bahasa Perancis UPI yang mendampingi peminatan Karya Sastra. MP tidak hanya berasal dari UPI, adapula MP yang berasal dari universitas lain yang bekerja sama mengajarkan materi peminatan Karya Sastra, Jurnalistik, dan Drama. Produk yang dihasilkan oleh siswa SMK Maritim Nusantara berupa video storytelling dan buletin berisi liputan kegiatan sekolah dan kumpulan cerpen.

Adanya kendala berupa kurangnya alat penunjang pembelajaran daring, komunikasi yang sempat tersendat, dan gangguan sinyal membuat pelaksanaan perlu diperbaiki agar lebih optimal di kemudian hari. Meskipun begitu, KLS sebagai program baru mampu memperkenalkan dan menumbuhkan minat siswa terhadap kegiatan literasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dipaparkan pada acara penutupan KLS. Dari 720 responden siswa KLS diperoleh data berupa 9% membaca lebih dari 5 buku, 42% membaca 3-5 buku, dan 49% membaca 1-2 buku. Lalu untuk data frekuensi kunjungan ke perpustakaan daring maupun luring yakni 15% sangat sering, 23% sering, 36% cukup sering, 14% jarang, dan 12% belum pernah. Kegiatan tersebut berlangsung selama pelaksanaan KLS yakni Februari sampai Juni 2021.

Meskipun pelaksanaan KLS Angkatan 1 telah berakhir, manfaatnya masih terasa sampai saat ini. Selain mengasah soft skill dan hard skill serta membantu mahasiswa untuk berkontribusi dalam peningkatan literasi, program dari SEAQIL ini dapat dikonversi pada mata kuliah seperti KKN. Sebagai Kampus Merdeka, UPI memfasilitasi konversi ini dalam program bernama KKN Tematik Rekognisi MBKM/Puspresnas Kemdikbudristek Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 yang sedang berlangsung.

Dalam pelaksanaan KKN Rekognisi ini, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah KKN dibagikan ke dalam suatu kelompok dan dibimbing oleh 1 orang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk membuat luaran KKN. Meskipun terlihat hampir sama dengan KKN Tematik Reguler, keberagaman kegiatan MBKM/Puspresnas Kemendikbudristek yang mahasiswa lakukan membuat pengalaman KKN lebih menarik dan eksploratif. Mahasiswa dapat berperan nyata di masyarakat, terutama lingkungan sekolah, yang bahkan berada di luar pulau bersama mahasiswa dari universitas lain seperti KLS.

Program KLS yang digagas oleh SEAQIL dan KKN Tematik Rekognisi MBKM/Puspresnas Kemendikbudristek yang diselenggarakan oleh UPI merupakan sebuah inovasi yang sejalan dengan Tri Dharma perguruan tinggi dan program MBKM yang sedang ramai digaungkan oleh Kemendikbudristek. Mengingat pentingnya literasi sebagai kompetensi bagi siswa untuk belajar sepanjang hayat dan berkontribusi nyata di masyarakat, kedua program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan literasi.

Salam Literasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun