Mohon tunggu...
Riziq FPratama
Riziq FPratama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perlukah Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan?

8 Mei 2018   21:57 Diperbarui: 8 Mei 2018   22:03 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Semakin berkembangnya teknologi di era modern ini, maka setiap Negara pun dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta peranan pendidik agar nantinya dapat bersaing dengan Negara lain. Selain dari segi kualitas, setiap Negara juga dituntut untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki karakter yang baik. Maka dari itu penting diadakannya pendidikan karakter, yaitu suatu metode yang dimana mengajarkan pentingnya berperilaku baik. 

Dewasa ini, Indonesia banyak sekali menghasilkan manusia yang memiliki karakter buruk, itu semua dapat kita saksikan dengan banyaknya koruptor, dimana seringnya kita lihat kasus demi kasus yang tayang diberita, itu semua tidak dapat dihindari bahwa semua itu merupakan bentuk akhir dari proses pendidikan yang ada. 

Pendidikan karakter sebaiknya lebih terfokus kepada pengembangan karakter tiap-tiap seseorang baik dari segi pengembangan keterampilan maupun pengetahuan dan sikap individu supaya nantinya akan membentuk sumber daya manusia yang memiliki karakter yang baik. Menurut anda berkarakter atau pendidikan karakter ? 

pertama-tama kita harus luruskan terlebih dahulu maksud dari kedua pengertian tersebut yang menjadi topik dalam artikel ini, menurut saya, kedua jenis pendidikan ini memiliki perbedaan baik dari segi target, output serta makna yg masing-masing miliki. Pertama saya akan membahas kedua pengertian tersebut dan membedakan hasilnya.

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan seseorang yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju hidup kearah yang baik. 

Pendidikan karakter sangat dibutuhkan peranannya dalam membatasi perilaku seseorang agar tidak melakukan norma-norma dan juga hal-hal lain yang bersifat bertentangan dengan budaya Indonesia yang tergolong masyarakat Timur. 

Pendidikan karakter sangat tepat apabila diterapkan sejak dini dengan target sasaran anak-anak supaya terbentuk suatu pribadi yang memiliki pandangan ideologi sendiri. Tetapi, mari lihat disekeliling kita, anak-anak sudah dijejali bermacam-macam games berteknologi tinggi, juga dijejali smartphone yang sebetulnya belum saatnya digunakan oleh mereka, apakah ada karakter yang bisa mereka ciptakan dari games tersebut ? 

kemungkinan besar yang terjadi ialah bahwa anak akan mengalami ketagihan, sehingga jika itu terus-terusan terjadi, maka akan mengganggu waktu belajarnya juga akan berpengaruh terhadap ilmu yang dia peroleh, sehingga dalam waktu dekat akhirnya akan berpengaruh pada terciptanya suatu individu yang kalah saing dengan individu yang lain karena memiliki kualitas yang lemah, apakah salah jika saya katakan "Permainan tradisional sudah hampir punah, padahal permainan tersebut merupakan kebanggan anak-anak bangsa indonesia". 

Banyak sekali permainan-permainan  tradisional yang membutuhkan ide-ide kreativitas anak-anak Indonesia. Apakah itu bukan termasuk dari pendidikan ? apakah pendidikan hanya selalu membahas soal kurikulum yang ada di sekolah ? sepertinya pemikiran semacam itu harus diperluas lagi. Pendidikan karakter seperti ini tidak hanya diberikan ketika berada di lingkungan sekolah, akan tetapi, keluarga merupakan elemen yang sangat penting dalam pembentuukan karakter anak.

Semua jenis-jenis pendidikan seharusnya memiliki ciri khas masing-masing dalam pelaksanaannya. Seperti misalnya di Negara kita, Ujian Nasional atau UN masih menjadi tolak ukur bagi siswa, padahal pada kenyataannya, nilai ujian bukanlah satu-satunya jalan yang menjadi tolak ukur bagi seorang siswa, ibarat lotere keberuntungan, jika beruntung maka akan mendapatkan hadiah. 

Namun terkadang bakat atau kemampuan mereka tidak bermanfaat karena mereka mengikuti sistem pendidikan dengan keadaan terpaksa. Dengan demikian, Pemerintah harus menyalurkan kemampuan-kemampuan masyarakatnya ke bagian-bangian yang sesuai menurut passion yang mereka miliki supaya tidak adanya istilah kaum pintar dan kaum bodoh karena setiap anak memiliki passion yang berbeda-beda. Apabila ingin menciptakan pendidikan yang berkarakter, maka dimulai dengan memperbaiki system pendidikan yang semakin melemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun