Mohon tunggu...
Rizieq Ramadhan
Rizieq Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Trilogi; Baca-Diskusi-Nulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Usul Perkembangan Dinasti Turki Ustmani

1 Februari 2023   21:45 Diperbarui: 1 Februari 2023   21:48 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Latar Belakang

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan di antara manusia. (QS; Ali Imran; 140).

Masa kejayaan dan kemunduran dalam suatu peradaban atau kepemimpinan kerap kali dipergilirkan. Tentu saja kejayaan dan kemunduran tersebut tidak berlangsung secara tiba-tiba melainkan terdapat sebab, faktor yang turut mempengaruhi. Dalam perang Uhud umat Islam harus menelan kekalahan pahit, di awal peperangan umat Islam mampu mendominasi kancah perang. Sayangnya dominasi tersebut membuat para pemanah tidak mentaati perintah Nabi Muhammad yang berujung pada kekalahan kaum Muslim. Kesalahan para pemanah telah menjadikan manuver penguasaan perang berubah secara drastic. Selain itu dalam masa kejayaan dan kehancuran sarat akan nilai yang bisa dipetik. Kemenangan/kejayaan mengajarkan umat Islam agar banyak bersyukur atas apa yang telah diraih adapun kemunduran/kehancuran mengajarkan betapa vitalnya sikap sabar ditengah kondisi demikian.

Menyitir singkat pidato Abu Bakar Ash-Shiddiq "tidak suatu kaum yang meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan meliputi mereka dengan kehinaan. Tidak ada perbuatan keji yang menyebar ditengah-tengah suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan bala."((Ali Muhammad Ash-Shallabi, Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2013, hlm. 238).

Pemaparan singkat diatas menggambarkan kondisi umat Islam selepas kehancuran Dinasti Abbasiyah di Baghdad hingga akhirnya tampillah Dinasti Ustmani yang berusaha melanjutkan estafet kejayaan Islam dibawah pionir Ustman bin Erthugrul. Berangkat dari ulasan diatas penulis mencoba mengulas beberapa point penting mengenai berdirinya Dinasti Turki Ustmani diantaranya; Bagaimana sejarah terbentuknya Dinasti Ustmani kemudian dilanjutkan dengan Bagaimana sejarah perkembangan Dinasti Ustmani.

Sejarah Terbentuknya Dinasti Turki Ustmani

Sejak zaman dahulu kala di sebelah barat gurun pasir Gobi ada suku yang bernama Turki. Mereka hidup secara nomaden. Pada saat perkembangan periode Islam mereka dikalahkan oleh bangsa Tartar, maka mereka pindah ke barat sampai ke tepi Laut Tengah (kini dikenal dengan sebutan Anatolia), yang sebelah selatannya terdapat bangsa Arab. Mereka bersentuhan dengan orang Arab yang telah beragama Islam. Dengan komunikasi tersebut mereka mulai banyak yang memeluk agama Islam. Bangsa Turki tersebut rajin dan ahli perang, pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan waktu yang relatif singkat menjadi sebuah kekuatan politik yang besar. (Muhammad Abdul Karim, Sejarah dan Peradaban Islam. Bagaskara, Yogyakarta, 2019, hlm. 310).

Bangsa Turki terbagi ke dalam berbagai suku, diantaranya yang terkenal adalah suku Ughuj/Oghuz. Suku ini terbagi menjadi 24 sub-suku. Dalam satu sub suku tersebut lahirlah sultan pertama dari dinasti Turki Ustmani yang bernama Ustman. Pada saat Bangsa Mongol (Sebelum Islam) dan orang Kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta bumi, orang Turki Ustmani muncul sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa panji Islam sampai ke tengah-tengah daratan Eropa (Ahmed, 2003: 174-190).

Garis keturunan Bani Ustmani bersambung pada kabilah Turkmaniyah/Turki yang mendiami Kurdistan, pada awal abad ke 7 H (abad ke 13 M). Mereka berprofesi sebagai pengembala. Akibat serangan orang-orang Mongolia/Mongol dibawah pimpinan Jenghis Khan ke Irak dan wilayah-wilayah Asia Kecil; Sulaiman, kakek dari Ustman melakukan hijrah tahun 617H/1220 M untuk menyelamatkan diri. Bersama kabilahnya, dia meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia dan menetap di kota Aklath. Sulaiman sendiri meninggal tahun 628 H/1230 M. (Ali Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah. Pustaka Al-Kautsar, 2003, hlm. 36).

Distingsi opini sejarawan telah menjadi perkara lazim dalam historiografi sejarah, hal ini akan kita temui mengenai kematian Sulaiman kakek dari Ustman. Dalam buku Sejarah Peradaban Islam karya Muhammad Abdul Karim dinyatakan bahwa Sulaiman meninggal ketika ia tengah menyebrangi sungai Eufrat (dekat Allepo). Sedangkan dalam buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi Sulaiman dikatakan meninggal di kota Akhlath.

Dia digantikan salah seorang putranya bernama Ertugrul yang terus bergerak mencapai Barat Laut Anatolia. Bersamanya terdapat sekitar 100 kepala keluarga yang di kawal lebih dari 400 penunggang kuda. (Ali Muhammad Ash-Shallabi, loc. cit, hlm. 36).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun