Mohon tunggu...
Rizqa Zhafira
Rizqa Zhafira Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Mahasiswi Institut Transportasi Logistik Trisakti angkatan 2017

Selanjutnya

Tutup

Money

Bandara Sultan Iskandar Muda, Penyokong Wisata Halal Aceh

27 Juni 2018   18:42 Diperbarui: 27 Juni 2018   18:42 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, merupakan sebuah bandar udara yang melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II, untuk melayani rute domestik dan internasional, yang kini melayani dua  penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang. Nama 'Sultan Iskandar Muda itu sendiri diambil dari nama seorang pahlawan nasional di Aceh.

Pada tahun 1943, Pemerintah Jepang membangun Bandara Sultan Iskandar Muda yang pada saat itu memiliki landasan pacu sepanjang 1.400 meter dan lebar 30 meter yang membentuk huruf T dari selatan akhir memanjang dari timur ke barat.

Di tahun 1953, yang pada saat itu Bandar Udara Sultan Iskandar Muda disebut Blang Bintang Airport, di buka kembali oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk tujuan pendaratan pesawat. Pada saat itu, pesawat yang pertama mendarat adalah Dakota DC-3, dan beberapa tahun kemudian ditambah dengan pendaratan pesawat Convair 240.

Pada tahun 1968, bandara telah mengembangkan perpanjangan landasan pacu 1850 meter dengan lebar 45 meter, dan Apron dengan dimensi 90 x 120 meter, sehingga telah mampu menampung pesawat besar seperti F28 Fokker

Pada tahun 1993 dan 1994 Sultan Iskandar Muda Airport kembali mengalami perkembangan yang terkait dengan MTQ Nasional akan diselenggarakan di Banda Aceh, dengan 2.250 landasan ekstensi x 45 meter, yang dapat menampung pesawat DC-9 dan B-737 dan didukung dengan instalasi dari Radar yang terletak di Gunung Linteung dalam waktu kurang lebih 14 km dari bandara.

 Pada 9 April 1994 Sultan Iskandar Muda Airport bergabung dengan PT (Persero) Angkasa Pura II, berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor 533 / MK.016 / 1994 dan Surat Menteri Perhubungan A. 278 / AU.002 / SKJ / 1994.

Pada tahun 1999, pengembangan melanjutkan Bandara Sultan Iskandar Muda dengan menambahkan 2500 meter panjang landasan untuk dapat menampung pesawat A330, dalam rangka untuk melayani keberangkatan Jamaah Haji sehubungan dengan pemilihan Bandara Sultan Iskandar Muda sebagai salah satu embarkasi / debarkasi haji. 

Perkembangan terbaru dari bandara ini adalah pada tahun 2009 dimana panjang landasan pacu ditingkatkan lagi menjadi 3000 meter dengan lebar 45 meter, bangunan terminal baru menggantikan gedung terminal lama. Bandara ini diresmikan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Agustus 2009

Untuk menunjang aktifitas yang terjadi di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, maka pengelola menyediakan berbagai fasilitas, fasilitas untuk disisi darat, udara serta fasilitas terminal .Fasilitas disisi udara sendiri ada  Apron/ Penempatan Pesawat Udara, Paralel Taxiway, Landasan Pacu, serta Taxiway

Apron/ Penempatan pesawat udara sendiri memiliki luas 400m x 200m dengan kapasitas 7 parking stand yang memiliki kekuatan PCN 90 -- R/C/W/T -- Rigid/ Concerete. 

Lalu ada Paralel Taxiway yang memiliki luas 23 m x 1200 m dengan pemukaan aspal beton. Sedangkan Landasan pacu sendiri memiliki luas 3000 m x 45 m dengan permukaan aspal betomdengan kekuatan PCN 88 F/C/W/T , dan yang terakhir fasilitas sisi udara yaitu Taxiway yang memiliki luas 175 m x 23 m dimana dibagi menjadi empat taxiway yaitu taxiway A , B , C , dan D dengan permukaan aspal beton.

Pada tahun 2016, bandara yang berada dibawah kelolaan PT Angkasa Pura II ini dinobatkan sebagai World's Best Airport for Halal Travellers dalam world Halal tourism. Hingga kini, Bandara Internasional Sultan Iskandar Mudapun terus melakukan peningkatan layanan untuk mendukung destinasi wisata halal di Aceh. 

Salah satu upaya yang dilakukan pengelola bandara adalah melakukan sertifikasi halal bagi seluruh tenant makanan dan minuman di area bandara. Selain itu, upaya yang  dilakukan agar Bandara Sultan Iskandar semakin Maju kedepannya dengan melakukan pengembangan fasilitas bandara, mengembangkan rute penerbangan, baik domestik internasional untuk mendatangkan wisatawan asing ke Aceh. 

Dengan diberikannya penghargaan dari World Halal Tourism Award ini maka pemerintahpun lebih berupaya untuk mengembangkan Aceh sebagai destinasi wisata halal bagi wisatawan mancanegara maupun domestik.

RIZQA ZHAFIRA (Mahasiswi ITL Trisakti 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun