Mohon tunggu...
Rizki Purnama Halim
Rizki Purnama Halim Mohon Tunggu... Penulis - Hamba Allah

Penulis |owner & Ceo MyQuoteID | Menulis untuk dakwah, berdakwah karena Allah dan berharap kemaitan yang indah -husnul khatimah dan syahid fii sabilillah- ___________________________________________

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketua DPP HTI: Jika Tolak Pemimpin Kafir adalah SARA, Itu Salah Besar

6 September 2016   08:37 Diperbarui: 6 September 2016   08:45 3125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ketua DPP HTI "][/caption]

Kompasiana - Ada hal yang menarik dari pernyataan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, KH. Rokhmat S. Labib saat di mintai pendapatnya terkait memilih pemimpin kafir pada Aksi "Tolak Pemimpin Kafir, Tolak Ahok" yang dihadiri ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat dan berbagai ormas Islam di Jl. Merdeka Barat - Jakarta Pusat. (4/9)

"Saat Allah mengharamkan makan babi, mengharamkan menikahi wanita musyrikah atau dinikahi lelaki kafir, apakah anda berani melakukannya hanya karena itu cantik dan nikmat? Kalau anda tidak berani melakukan itu semua mestinya anda juga tidak berani memberikan suara kepada orang kafir karena itu diharamkan oleh Allah Swt." Jawab Beliau dihadapan kawan-kawan media yang mewawancarainya.

"Dan yang penting lagi bahwa bahaya itu justru sangat besar. Jika babi dimakan mungkin hanya pelakunya saja yang berdosa, jika dinikahi oleh lelaki kafir mungkin hanya wanita itu saja yang merasakan akibatnya, tetapi memilih kafir menjadi pemimpin maka berakibat pada seluruh rakyat". Lanjut Beliau.

Beliau juga menyampaikan jika menyuarakan penolakan terhadap pemimpin kafir adalah pelanggaran SARA maka itu salah besar.

"Sara itu kalau kita menjelek-jelekkan orang kafir dan agama lain, Kita tidak menjelek-jelekkan, kita hanya menjelaskan hukum. Ketika kita mengatakan haram memakan babi apakah itu sara? Haram makan riba apakah itu sara? Sama dengan itu kita hanya mengedukasi kepada umat haram memilih orang kafir. Ini adalah mengedukasi dan semestinya tidak anti dong dengan edukasi?"

Terkait pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia tentang pilkada serentak tahun 2017 nanti di beberapa kota/kabupaten dan propinsi yang menyatakan haram memilih pemimpin kafir, KH. Rokhmat S. Labib juga menambahkan pernyataannya pada Demokrasi Indonesia Saat ini.

"Kalau demokrasi adalah kebebasan, mengapa orang mengatakan "boleh memilih kafir sebagai pemimpin" lalu mengapa kemudian kita katakan "haram memilih pemimpin kafir" disebut pelanggaran SARA? Kalau seperti itu berarti demokrasi ini bukanlah kebebasan untuk menjalankan Islam, tetapi kebebasan untuk melanggar hukum Islam."

Begitulah beberapa pernyataan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia yang seharusnya bisa kita renungkan sebagai muslim, pilih taat pada syariat atau melanggarnya kemudian menyesal di akhirat. Wallahu'alam bishawab. [Rizki]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun