Gerakan ini juga berawal dari respons atas tuntutan bagi hasil penjualan minyak bumi dari masyarakat Riau terhadap pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Habibie. Ketika itu, habibie dianggap ingkar janji dengan mengulur-ulur waktu dalam memutuskan diterim atau tidaknya tuntutan masyarakat Riau tersebut.
Habibie berjanji akan dikabulkan dalam masa dua bulan. Sampai dngan tenggat waktu yang dijanjikan, tuntutan tersebut juga tidak dikabulkan, sehingga membuat aktor  aktor yang mengatasnamakan gerakan pers kampus dan beberapa intelektual semakin masif mencetuskan ide-ide kemerdekaan Riau.
Tujuh tahun setelah reformasi, tepatnya tanggal 11 januari 2007, Forum Nasional Perjuangan Rakyat Riau untuk Otonomi Khusus (FNPRRO) dideklarasikan. Gerakan ini menuntut keadilan pemerintah dan memperjuangkan kemerdekaan Riau secara ekonomi dan budaya. Gerakan ini juga mendukung GRM untuk membawa Riau menjadi lebih baik.