Mohon tunggu...
Riza Ahmad Ibrahim
Riza Ahmad Ibrahim Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Optometrist

swimmer calistener musisian bloger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lensa Kontak

23 September 2021   20:27 Diperbarui: 24 September 2021   00:14 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan Lensa Kontak RGP/dokpri

Lensa kontak begitu populer di kalangan remaja. Khususnya dikalangan wanita, lensa kontak dapat dipadukan dalam Out Of The Day (OOTD) dalam menjalankan kehidupannya. 

Dengan adanya lensa kontak justru menambah warna dalam dunia fashion maupun koreksi mata. Mungkin sebagian orang kurang mengetahui darimanana asal-usul munculnya lensa kontak serta bagaimana proses terjadina lensa kontak.  

Lensa kontak disebut sebagai media transparan dengan memiliki kelengkungan berbeda menempel pada kornea dengan tujuan untuk meningkatkan nilai estetika, media koreksi mata, dan kebutuhan tiap individu. 

Lensa kontak pertama kali ditemukan oleh Leonardo da Vinci pada tahun 1508 abad 16 dengan prinsip ada hubungan antara lensa dengan kornea sehingga lensa tersebut dapat menetralisir daya bias kornea.

Setelah penemuannya tersebut munculah perkembangan dari ilmuwan ilmuwan seperti Renes de Crates (Perancis) dengan penemuan bahwa lensa kontak dapat mengoreksi astigmatisme, FE Muller (Jerman) menciptakan lensa kontak berbahan gelas hingga ilmuwan seperti Prof. Otto Witcherlle (Tiongkok) pada tahun 1960 menemukan lensa kontak lunak berbahan polimer hydrogel atau HEMA ( Hydroksi Ethyl Metha Acrylate) suatau bahan dinyatakan dapat menyerap air lebih banyak dari PMMA, memiliki water konten 30 sampai 85% sehingga mempunyai sifat lunak dan tingkat fleksibilitas baik. Bahan seperti HEMA lebih sesuai dengan jaringan tubuh manusia dan memungkinkan menyerap air.

Lensa kontak pertama sebenernya dipakai pada tahun 1801 oleh Thomas Young. Sementara itu, Dr. Joseph Dallos anatara tahun 1932 dan 1939, diakui karena kemajuan besar telah dicapainya dalam desain lensa kontak:

  • Teknik pengambilan bentuk mata dari mata orang hidup dapat dibuat menjadi cekatan, maka cetakan tersebut lensa kontak dapat dibuat,
  • Penggunaan proses atau kondisi melubangi (lubang-lubang kecil dibor melalui lensa) dekat daerah limbal dilakukan untuk mempertinggi daya tukar air mata dan oleh karenanya meningkatkan daya pakai.

Terdapat 2 jenis lensa kontak diantaranya:

  • Lensa kontak lunak
  • Lensa kontak lunak dapat dijumpai dibeberapa optik maupun kios lensa dengan berbagai warna tersedia. Lensa kontak lunak biasanya terbuat dari bahan HEMA sehingga memiliki flexibilitas baik dan tekstur lembut tiap permukaannya. Diameter lensa kontak lunak biasanya melebihi diameter kornea pada manusia hal itu dapat mempengaruhi ukuran pas pada diameter, ukuran diameter dapat ditemukan pada ukuran 12, 5 sampai 13, 5 milimeter. Lensa kontak lunak terbuat dari polimer hydrogel sehingga dapat menyerap air hingga 90% maka pada saat pemasangannya harus hati-hati karena dapat meruksak permukaan lensa kontak sehingga apabila ruksak kondisi konsumen pada saat memkai lensa kontak akn merasakan ketidaknyamanan pada saat memakai nya karena sirkulasi oksigen terhambat oleh keruksaan tersebut. Hal itu juga memengaruhi pada cepat kotornya lensa kontak ini karena dari sifatnya lunak dan hydropilik sehingga harus melakukan prosedur perawatan lensa kontak dengan baik sesuai anjuran.
  • Lensa kontak keras
  • Lensa kontak keras berbahan PMMA (Poly Methil Metha Acrylate)

Lensa kontak berbahan PMMA untuk sekarang jarang sekali ditemukan untuk sekarang karena transmisi oksigen kurang baik untuk kornea

  • Lensa kontak RGP (Rigid Glass Permeable)

Lensa kontak berbahan FSA (Fluoro Silicone Acrylates) diketahui sebagai lensa kontak keras dengan transmisibilitas oksigen sangat baik dengan ciri khas hydropobic atau tidak dapat menyerap air. 

Lensa RGP tidak mudah kotor karena memiliki kadar air kurang dari 5%. Berbeda dengan kontak lensa lunak dengan memiliki kadar air sekitar 30% - 70%.

Air memengaruhi tingkat kebersihan lensa kontak. Karena semakin banyak air di lensa kontak semakin banyak kotoran masuk ke air melalui bahan lensa kontak tersebut. 

Lensa kontak RGP cocok bagi pengguan kelainan refraksi (myopia/hypermetropia) tinggi karena penggunaa bisa dilakukan dengan jangka panjang dan dapat dipakai tidur disebabkan transmisibilitas oksigen ke kornea sangat tinggi.

Sifat kimia dari bahan lensa kontak menentukan diantaranya:

  • Kandungan air
  • Daya penyebaran oksigen
  • Sifat-sifat mekanik
  • Faktor pengembangan atau hidrasi
  • Kerentanan akan pengaruh keadaan sekekeliling khususnya pada penyimpanan, perawatan dan kondisi mata itu sendiri.

Tipe sentral dari seluruh lensa kontak disebut akrilik. Polimer disebut hasil dari penggabungan dari unit dasar disebut monomer secara kimia untuk menghasilkan bahan kimia baru. Pada umumnya, tidak berhubungan dengan unsur-unsur pokok aslinya.

Proses polimerisasi membentuk molekul-molekul dengan tidak semuanya mempunyai bentuk sama. 

Oleh karena itu, polimer secara khusus pada teknologi lensa kontak standard dengan mungkin tertinggi di dalam industri, seringkali proses pasca polomerisasi diperkuat untuk memastikan ukuran molekuler sama dan proses sedapat mungkin diselesaikan. Monomer-monomer tanpa reaksi dapat meruksak pada mata manusia.

Sumber;

Lamb, J., & Bowden, T. (2019). The History of Contact Lenses. In A. J. Phillips, & L. Speedwell, Contact Lenses (pp. 1-16). Elsevier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun