Mohon tunggu...
Riza Nurparida
Riza Nurparida Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cakupan Materi Ilmu Aqidah Ahlusunnah wal Jama'ah

11 Juli 2020   12:52 Diperbarui: 11 Juli 2020   12:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

I'tiqad Kaum Jabariyah yang bertentangan Kaum Ahlusunnah wal Jama'ah

Jabariyah adalah Aliran-aliran ilmu klasik yang berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Segala perbuatan manusia yang timbul bukan dari kemauannya sendiri, melainkan perbuatan yang dipaksakan terhadap dirinya.

I'tiqadnya pada mulanya hampir sama dengan i'tiqad kaum Ahlusunnah wal Jama'ah, yakni berpendapat bahwa sekalian yang terjadi dalam alam ini pada hakikatnya semuanya dijadikan Tuhan, tetapi kaum Jabariyah yang dikepalai oleh Jaham bin Safwan ini sangat radikal, sangat keteralulan, sehingga sampai kepada i'tiqad bahwa kalau kita meninggalkan sembahyang atau berbuat kejahatan maka semuanya tidak apa-apa, karena hal itu dijadikan oleh Tuhan.

Dalam buku I'tiqad Ahlusunnah wal Jama'ah K.H Siradjuddin Abbas tentang Kaum Jabariyah bertentangan dengan Kaum Ahlusunnah wal Jama'ah adalah:

  • Tidak ada usaha dan Ikhtiar Manusia

Sebagai diterangkan dalam pasal yang lalu bahwa kaum jabariyah yang dikepalai oleh Jaham bin Safwan beri'tiqad bahwa manusia itu "majbur" (terpaksa) dalam gerak-geriknya, seperti bulu ayam diudara yang dipermainkan angin atau kayu dalam laut yang dipermainkan ombak.

Manusia tidak mempunyai daya, upaya, ikhtiar atau, "kasab" sekalian hasil perbuatan manusia dijadikan oleh Tuhan, bukan oleh Manusia.

Kaum Ahlusunnah wal Jama'ah berpendapat; bahwa memang semuanya dijadikan oleh Tuhan, tetapi Tuhan pula yang menjadikan adanya "ikhtiar" atau "kasab" bagi manusia. Manusia berikhtiar dan manusia berusaha.

Sebagai contoh dikemukakan tentang gerak orang yang jatuh dengan gerak orang yang melompat ke bawah. Yang satu adalah "majbur" (terpaksa) sedangkan yang kedua jatuh bersama ikhtiar. Hasilnya berlainan juga. Kelanjutannya bagi paham Ahlusunnah, bahwa sesuatu yang diperbuat oleh manusia adalah pertemuan ikhtiar manusia dengan takdir Tuhan atau dengan kata lain "pertemuan usaha dengan takdir."

Ikhtiar dan usaha itu hanya sebagai sebab saja, bukanlah ia mengadakan atau menciptakan sesuatu. Soal mencipta adalah hak tunggal Tuhan. Umpamanya, kalau bersentuh api dengan sesuatu maka terbakarlah ia, kalau bersentuh makanan dengan mulut maka kenyanglah perut, kalau bersentuh pisau tajam dengan daging, lukalah ia dan begitulah seterusnya. Tetapi bukan nasi yang menciptakan kenyang, bukan api yang menciptakan terbakar, bukan pisau yang menciptakan luka, bukan obat yang menciptakan sembuh, tidak, tidak yang, menciptakan itu semuanya adalah Tuhan semata-mata.

Kadang-kadang bisa terjadi sebaliknya, kalau Tuhan menghendaki. Berapa banyaknya. Orang yang makan obat tetapi ia tidak senang, berapa banyaknya benda yang bersentuh dengan api tetapi tidak terbakar, berapa banyaknya orang berusaha ini dan itu tetapi tak mendapat rizki dan begitulah seterusnya.

Kalau umpamanya obat dapat menyembuhkan orang sakit, sudah barang tertentu tak akan ada orang yang mati di dunia sekarang ini, karena bermacam-macam obat untuk bermacam-macam penyakit sudah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun