Mohon tunggu...
Rizal Suyaman
Rizal Suyaman Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Guru di SMKN 1 Subang yang mengampu mata pelajaran produktif TKJ dan tergabung dalam organisasi MGMP TKJ kabupaten subang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Best Practice Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dan 4C

6 Desember 2022   21:55 Diperbarui: 6 Desember 2022   22:31 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

(SMKN 1 Subang, Kabupaten Subang) 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik baik ini penting untuk dibagikan adalah 

Peserta didik kurang begitu termotivasi untuk belajar dan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dikelas sehingga pembelajaran terkesan sangat membosankan. Hal ini terjadi dikarnakan beberapa hal diantaranya :

  • Guru belum mempersiapkan perangkat pembelajaran sebagai pedoman mengajar
  • Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan cenderung monoton dan membosankan
  • Model dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  • Peggunaan Lembar Kerja Peserta Didik  (LKPD) Belum diterapkan oleh guru karena guru cenderung melakukan tahapan evaluasi di luar jam pembelajaran atau di hari yang lain.
  • Pemahaman tentag TPACK kurang sehingga pembelajaran cenderung berpusat pada guru bukan student center, sehingga guru melakukan pembeljaran secara ceramah.
  • Proses pembelajarn yang selama ini dilakukan juga masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif masih rendah yaitu: level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan C3 (Aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau yang disebut HOTS (Higher Order Thinking Skills). Untuk menghadapi era yang sudah serba canggih ini, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi. Guru juga dalam proses pembelajaran tidak membuat sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jadi hanya copy-paste dari internet sehingga tidak sesuai dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan serta karakteristik peserta didik di sekolah.

Berdasarkan permasalahan diatas, praktik baik (best praktice) perlu di lakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatip dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu penulis sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan motivasi dan daya critical thingking peserta didik dalam setiap pembelajaran di pelajaran yang penulis ampu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Base Learning dan strategi scientific.

Mengapa praktik ini penting dibagikan ? Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik atau Guru bergerak bersama untuk perubahan menuju lebih baik lagi dalam kualitas pembelajaran, mulai dari membuat perangkat pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik sesuai dengan implementasi kurikulum 2013 yang digunakan dalam kegiatan PPL 1 sampai dengan PPL 4 ini, maupun kurikulum merdeka dengan model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning, model Problem-based Learning (PBL), maupun model Project Based Learning (PJBL), kebetulan pada kegiatan kali ini menggunakan model pembelajaran PBL. Diharapkan dengan model pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada peserta didik dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial seperti ketika ada permasalahan peserta didik berdiskusi dulu sebelum pengambilan keputusan, dan mengembangkan rasa keingintahuan peserta didik sehingga lebih memahami pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan zaman.

Peran dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah sebagai evaluasi dalam mengidentifikasi permasalahan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan, untuk merubah pola pikir guru dalam kegiatan mengajar dikelas, apakah selama ini proses pembelajaran sudah sesuai dengan ketentuan atau belum. Setelah guru melakukan identifikasi maka langkah selanjutnya adalah mencari solusi dari pemasalahan tersebut. Setelah melakukan penelitian dan identifikasi, guru mengambil keputusan untuk menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu Problem Based Learning (PBL). Guru juga bertanggung jawab untuk melaksanakan model pembelajaran tersebut disekolah, untuk meningkatkan minat dan semangat peserta didik sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik.

Tantangan untuk mencapai tujuan yaitu: 

  • Mempersiapkan dan mengkondisikan kelas yang akan dijadikan pusat pembelajaran, memberikan pengarahan bahwa kegiatan ini akan direkam namun menyampaikan bahwa kegiatan ini sama seperti pembelajaran sehari-hari.
  • Penyesuaian jam mengajar dan jadwal PPL yang akan dilaksanakan, karena kegiatannya dilakukan diluar jam pelajaran yang seharusnya.
  • Dalam proses PPL ini terdapat beberapa kendala diantaranya: koodinasi dengan guru lain yang begitu a lot sehingga sulit mendapatkan kelas yang nyaman dan strategis.
  • Masih ada beberapa peserta didik dalam kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurang inisiatif dan harus diarahkan untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
  • Masih ada beberapa peserta didik yang masih belum percaya diri ketika melakukan presentasi, terlihat dari penyampaian yang masih mengandalkan satu sama lain dalam satu kelompok tersebut sehingga cukup menyita waktu.

Warga sekolah yang terlibat dalam aksi ini yaitu:

  • Peserta didik : sebagai pusat dalam kegiatan pembelajaran PPL ini yaitu peserta didik kelas XI TKJ 2.
  • Rekan Guru produktif TKJ, TIM MRC , dan siswa PKL  membantu mempersiapkan kelas sebelum PPL dan sebagai juru kamera dalam kegiatan ini.
  • Kepala Program Teknik Komputer dan Jaringan, Pak Tophan Akbar, S.Kom, memberi izin penggunaan LAB.
  • Wakasek Kurikulum, Ibu Retti Sulistiawati, S.Si., yang telah memberikan izin ruangan dan Pertukaran jam mengajar dengan guru lain.
  • Staf Sarpras, Bapak Asep Zaenal Abidin, S.Ag, yang telah membantu persiapan sebelum PPL untuk menggunakan Lab Umum sebagai tempat kegiatan PPL.
  • Pak Deni Muliana, S.Pd, Wakasek Sarana dan Prasarana yang telah  memberikan izin untuk menggunakan peralatan yang digunakan untuk mengambil video kegiatan PPL ini dan jaringan internet.

Langkah, strategi, proses, sumber daya yang dilakukan dan diperlukan:

Aksi PPL 1: Memahami Proses Routing

  • Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD, dan Asesmen (Kisi-kisi, asesmen, dan rubrik) dalam dua siklus.
  • Menentukan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode pengamatan, diskusi, studi literatur, presentasi, dan evaluasi.
  • Menentukan jadwal aksi PPL 1 siklus 1 dilaksanakan hari Senin tanggal 17 Oktober 2022 bertempat di lab umum dan siklus 2 hari Rabu tanggal 19 Oktober 2022 bertempat di lab jurusan persiapan grafika, masing-masing dilaksakan pukul 09.00-10.30 WIB.
  • Melibatkan siswa PKL Teknik Komputer dan Jaringan, dan rekayasa perangkat lunak, membantu mempersiapkan kelas sebelum PPL sekaligus sebagai juru kamera dan observer dalam kegiatan ini.
  • Pembagian kelompok peserta didik secara heterogen.
  • Mempersiapkan fasilitas dan media yang digunakan yaitu: ruang smar class, proyektor, laptop untuk layanan Zoom, PC untuk menampilkan media pembelajaran, RPP, Bahan ajar, LKPD, lembar penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap, lembar soal evaluasi, internet, sumber arus, loudspeaker, clip on wireless dan perangkat lainnya yang mendukung keterlaksanaan aksi.
  • Pada saat aksi PPL ini, guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
  • Kegiatan pendahuluan dimulai dari kegiatan memastikan peserta didik menjalankan protokol kesehatan, salam pembuka, membaca doa, cek kehadiran, ice breaking dengan yel-yel semangat pagi, memberikan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, membagi kelompok, membagikan LKPD dan bahan Ajar.
  • Kegiatan inti menggunakan model problem based learning dengan pendekatan saintifik melalui metode pengamatan, diskusi, studi literatur, presentasi, dan evaluasi.
  • Kegiatan penutup, Guru melakukan refleksi hasil dari evaluasi, kemudian membahas mengenaii nilai yang mencapai KKM dan nilai dibawah KKM kemudian menanyakan kendalanya, memberikan motivasi dan mengingatkan K3LH, membaca doa diakhir pembelajaran dan salam penutup.

Aksi PPL 2: Mengevaluasi routing statis

  • Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD, dan Asesmen (Kisi-kisi, asesmen, dan rubrik) dalam dua siklus.
  • Menentukan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode pengamatan, diskusi, studi literatur, presentasi, dan evaluasi.
  • Menentukan jadwal aksi PPL 2 siklus 1 dilaksanakan hari Senin tanggal 31 Oktober 2022 bertempat di lab jurusan TKJ dan siklus 2 hari Rabu tanggal 02 November 2022 bertempat di lab jurusan TKJ, masing-masing dilaksanakan pukul 09.00-10.30 WIB.
  • Melibatkan siswa PKL Teknik Komputer dan Jaringan, dan rekayasa perangkat lunak, membantu mempersiapkan kelas sebelum PPL sekaligus sebagai juru kamera dan observer dalam kegiatan ini.
  • Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok heterogen, berdasarkan hasil nilai apersepsi dengan platform Kahoot!. Untuk posisi 1 s.d 5 dijadikan ketua kelompok.
  • Mempersiapkan fasilitas dan media yang digunakan yaitu: lab jurusan persiapan grafika dan lab jurusan TKJ, proyektor, laptop untuk layanan Zoom, PC untuk menampilkan media pembelajaran, RPP, Bahan ajar, LKPD, lembar penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap, lembar soal evaluasi, internet, sumber arus, loudspeaker, clip on wireless dan perangkat lainnya yang mendukung keterlaksanaan aksi.
  • Pada saat aksi PPL ini, guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
  • Kegiatan pendahuluan dimulai dari kegiatan memastikan peserta didik menjalankan protokol kesehatan, salam pembuka, membaca doa, cek kehadiran, ice breaking dengan mengucapkan yel-yel dan menyanyikan lagu wajib “Maju tak gentar”, memberikan apersepsi dengan platform Kahoot!, penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, membagi kelompok berdasarkan hasil apersepsi dengan Kahoot!, membagikan LKPD dan bahan Ajar.
  • Kegiatan inti menggunakan model problem based learning dengan pendekatan saintifik melalui metode pengamatan, diskusi, studi literatur, presentasi, dan evaluasi.
  • Kegiatan penutup, Guru melakukan refleksi hasil dari evaluasi, kemudian membahas mengenaii nilai yang mencapai KKM dan nilai dibawah KKM kemudian menanyakan kendalanya, memberikan motivasi dan mengingatkan K3LH, membaca doa diakhir pembelajaran dan salam penutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun