Mohon tunggu...
Rizal Kyoto
Rizal Kyoto Mohon Tunggu... Wiraswasta - rizal kyoto

Rakyat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Itu Semakin Dekat

28 Desember 2017   17:04 Diperbarui: 28 Desember 2017   17:40 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tinggal 3 hari lagi kita akan memasuki tahun 2018,dimana sama-sama kita ketauhi tahun 2018 adalah tahun politik. Pilkada serentak akan di adakan pada  tahun ini.

Ada 171 pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung pada juni 2018 nanti,yaitu terdiri 17 Propinsi,115 Kabupaten dan 39 Kota yang akan melaksanakan hajatan 5 tahunan ini. Sepuluh bulan kemudian tepatnya 17 April 2019 kembali akan dilaksanakan pemilihan serentak yaitu pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Sejauh ini baru partai Gerindra yang sudah final mengusung siapa calon mereka untuk maju di Pilpres nanti,siapa lagi kalau bukan ketua umum mereka Prabowo Subianto.

Sementara PDI-P sendiri belum mau gegabah menentukan siapa calon mereka untuk bertarung melawan Prabowo,walau begitu indikasi nya sudah terbaca jelas bahwa Jokowi kemungkinan besar akan kembali di usung,namun seperti yang di sampaikan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bakal calon presiden dan calon wakil presiden merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang kemungkinan baru akan di umumkan secara resmi pada bulan Oktober 2018 nanti.

Waktu 16 bulan bukanlah waktu yang cukup lama bagi partai politik untuk mengatur strategi dalam menentukan langkah-langkah demi merebut kekuasaan baik di tingkat Propinsi,Kabupaten maupun tingkat Kota Madya.Lobi- lobi politik sudah mulai di lakukan. Untuk tingkat nasional yaitu Pilpres.

Partai Gerindra jelas maju tiga langkah lebih cepat dibanding partai-partai lain.Gerindra sepertinya ingin menyusun strategi lebih awal demi menuntaskan ambisi ketua umum mereka yang 10 tahun ini  selalu kandas. Hal inilah yang harus di cermati oleh PDI-P.

PDI-P jangan terlalu "pede" bahwa jagoan mereka Jokowi akan dapat memenangi pertarungan layaknya 2014 lalu.

"Kegagalan adalah guru terbaik",hal ini tentu tak akan dilupakan oleh Gerindra.Mereka tentu tak ingin gagal kembali seperti dulu.

Tak ada jaminan dalam dunia politik negara manapun untuk bertarung secara jujur dan sportif,Gerindra pun tak akan abaikan itu.Meminjam istilah keren nya Gubernur DKI, yang ada di pikiran mereka bagaimana caranya Prabowo bisa "menggeser"Jokowi yang secara Popularitas dan kinerja sudah terbukti sangat sulit untuk mereka lawan.

"Bakune kudu dadi presiden"(Bagaimanapun harus jadi presiden),hal ini sudah menjadi kewajiban bagi Gerindra,kalau tidak,"arep ditaruh dingendi rai kita.(mau ditaruh dimana muka kita).

Tekad Para pengusung Prabowo ini mesti diwaspadai oleh para pendukung Jokowi terutama oleh PDI-P jika tak ingin kejadian seperti Ahok terulang di 2019 nanti.

Lihatlah para pembenci Jokowi baik di media sosial maupun diluar nya.mereka tak henti menyudutkan seorang Jokowi baik pada kapasitas Jokowi sebagai Presiden maupun kapasitas sebagai pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun