Mohon tunggu...
Rizal Fatoni
Rizal Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Yakinkan dengan iman, usahakan dengan ilmu, sampaikan dengan amal "Yakusa"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polusi yang Tak Dikehendaki

23 Januari 2018   09:02 Diperbarui: 23 Januari 2018   09:30 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polusi asap mu tak sewangi bunga melati, pekat warnamu seperti gurita sedang mengelabuhi diri. Dirimu masuk kesanubariku menjadikan aku lemah tak berdaya, banyak yang mengeluh karena ulahmu. Aku tanam pohon disekelilingmu  Tak juga dirimu bersahabat denganku , Kalau dirimu aku ganti dengan sejuknya pegunungan, bagaimana nasib para pekerja yang menangis meronta-ronta. Negeriku yang besar apakah dirimu rela lapisan atmosfermu terkikis olehnya. Disini aku mencoba mencari jalan keluar bagaimana polusi dapat berkurang.

Kalimat diatas merupakan kebebasan berekspresi oleh insan manusia yang mengeluhkan adanya polusi yang terlalu membludak disatu kota yang disayanginya. Sehingga menimbuklan kegelisahan untuk mencipatakan suatu perubahan dan pioneer dalam hal lingkungan.

Sesungguhnya polusi merupakan pencemaran yanghadir di kehidupan manusia, polusi timbul dari alam dan kegiatan manusia, sejatinya hari ini polusi terbesar disebabkan oleh kegiatan manusia karena tuntuan zaman. Asap kendaraan bermotor,pabrik menyumbang polusi tersebar, menurut penelitian polusi tidak hanya menyebabkan dampak terhadap alam akan tetapi bahaya bagi manusia seperti TBC, keracunan laporan studi tersebut diungkap jurnal medis The Lancet. Tanpa adanya polusi masyarakat tidak produktif dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Timbul beberapa kontradiksi mengenai hal ini, begitu pelik bagaimana cara untuk mengurangi polusi udara ini.

Sumber: https://nusantaranews.co
Sumber: https://nusantaranews.co
Mari kita berkontemplasi sejenak bagaimana kehidupan masa depan bangsa, anak-anak kita kemudian hari haruskan mereka menghirup udara yang telah tercampur oleh polusi ?, apa kita harus menikmati udara segar hanya di desa ataupun pegunugan. Kasihan sekali generasi bangsa masa mendatang, sebagai pemuda wajib melakukan penetrasi untuk membuat perubahan positif untuk mengurangi polusi.

Negara Republik Indonesia wajib mencontoh dan mengambil acuan dari Negara Belanda di Kota Amsterdam dalam konteks tata pengelolahan lingkungan. Kota Amsterdam kini menjadi kota sepeda terbesar di dunia. Ibu kota negara Belanda itu menjadi rumah bagi 881 ribu sepeda. Saat ini Belanda memiliki 22 ribu mil jalur sepeda. Dalam konteks ini rekomendasi atau rujukan bagi Negara Republik Indonesia untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi umum.

Sumber: www.tribunnews.com
Sumber: www.tribunnews.com
Salah satu solusi terbaik untuk mengurangi polusi adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan sepeda gowes sebagai transportasi utama dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Tak cukup dengan bersepeda untuk megurangi polusi akan tetapi perlu adanya kebijakan dari pemerintah untuk mecangkan kegiatan satu manusia satu pohon untuk negeri untuk ditanam di beberapa kota.

Kita hidup di bumi sebagai rumah bagi beragam flora dan fauna haruslah kita rawat dan jaga dengan baik, Jika kondisi bumi yang sejuk, nyaman, dan bersih maka menyebabkan dampak positif untuk keberlangsungan seluruh kehidupan manusia. Sebagai insan yang baik mari kita jaga bumi, apabila kita baik kepada bumi maka bumi akan memberikan nikmat kepada kita lebih atas izin Allah SWT, mesikpun bumi tidak perlu ucapan terima kasih kita.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun